In Memoriam Abdul Hadi WM: Penulis Besar Selalu Hidup Melalui Karyanya
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 19 Januari 2024 11:34 WIB
Terutama saat-saat menjelang senja
Paman, paman, oh paman
Tak cukup kata tuk berterimakasih
Baca Juga: Puisi Syaefudin Simon: Wiji Thukul
Kau pungut aku dari jalanan
Hingga dari dunia aku tak tersisih
Meskipun masih kental tema sosialnya, sajak ini mengandung nada sufistik. Tetapi nada sufistik lebih ketara dalam sajak “Sahur Hari Pertama” dengan sub-judul Aku Kembali padaMu (hal 1).
Baca Juga: VIRAL, Video Gus Mus Baca Puisi: Ada Republik Rasa Kerajaan, Sindir Siapa Ini?
Sajak ini mengingatkan saya kepada Suluk Wujil karya Sunan Bonang, yang mnceritakan pengembaraan ruhani Wujil, murid Sunan Bonang, dalam mencari hakikat terakhir dan tertinggi dari kehidupan yaitu Tuhan.
Ia mengembara ke sana kemari namun tak menemukan Tuhannya, Dia menemukan Tuhan dalam dirinya setelah mendapat pencerahan dari Sunan Bonang. Yaitu melalui pengajaran dan latihan ilmu suluk.
Dalam sajak ini tetap Denny JA menggunakan pengucapan puitik yang konvensional. Ini bukan merupakan kesalahan, sebab sebagai penyajak Denny JA lebih mengutamakan isi.
Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah
Dia yang awam, yang tak paham