In Memoriam Abdul Hadi WM: Penulis Besar Selalu Hidup Melalui Karyanya
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 19 Januari 2024 11:34 WIB
Ini kita temui dalam sajak-sajak Attar, Rumi, Hafiz, Hamzah Fansuri, dan Iqbal. Tak jarang sajak mereka nyasar ke masalah sosial.
Adapun dalam hal ungkapan puitik, masing-masing penyair memiliki gaya berbeda. Ada penyair sufi yang memilih ungkapan yang dekat dengan bahasa keseharian seperti tampak pada puisi Anshari dan Yunus Emre.
Ada yang menggunakan ungkapan bahasa theofani yang pekat padat seperti Mansur al-Hallaj.
Baca Juga: Puisi Syaefudin Simon: Wiji Thukul
Ada yang menggunakan ungkapan simbolik seperti Hafiz dan Rumi.
Ada yg menggunakan ungkapan filosofis seperti Iqbal, dan seterusnya.
Denny JA, karena latar belakangnya sebagai aktivis dan penulis masalah sosial, cenderung menggunakan bahasa percakapan keseharian.
Baca Juga: VIRAL, Video Gus Mus Baca Puisi: Ada Republik Rasa Kerajaan, Sindir Siapa Ini?
Dalam beberapa sajaknya ia berhasil mengungkapkan gagasan dan pengalaman batinnya menggunakan ungkapan yang dekat dengan bahasa keseharian.Tetapi dalam sajak-sajaknya yang lain ia kurang berhasil.
Contoh dari yang berhasil adalah bait dalam sebuah sajaknya ini:
Hari demi hari
Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah
Ia lahap ia hidupi