In Memoriam Abdul Hadi WM: Penulis Besar Selalu Hidup Melalui Karyanya
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 19 Januari 2024 11:34 WIB
Kumpulam sajak selanjutnya Roti dan Hati sebagian ditulis dalam semangat yang sama, sebagian lagi perluasan dari pokok persoalan sebelumnya.
Dia misalnya mengecam keras penggunaan agama sebagai kendaraan politik praktis.
Isu agama yang diangkat dalam kehidupan politik praktis dipandang oleh Denny JA merupakan rintangan besar bagi kebebasan menafsirkan ajaran agama secara segar dan aktual, khususnya dalam menyikapi masalah kemasyarakatan yang sedang berkecamuk.
Baca Juga: Puisi Syaefudin Simon: Wiji Thukul
Isu agama juga mendorong timbulnya pertikaian dan perpecahan dalam masyarakat. Persoalan ini bisa kita perdebatkan, tetapi dalam tulisan ini tak perlu dibicarakan.
Yang jelas sebagai penyajak Denny JA selalu berkembang dari waktu ke waktu. Kendati tema-tema sajaknya tidak bergeser, nama cara pandang masalah selalu menunjukkan hal baru.
Marilah kita lihat misalnya sajak Kutunggu di Setiap Kamisan. Puisi esai ini berisi catatan tentang orang-orang yang hilang dan penghilangan orang atau aktivis.
Baca Juga: VIRAL, Video Gus Mus Baca Puisi: Ada Republik Rasa Kerajaan, Sindir Siapa Ini?
Ini suatu tindakan yang dipandang sebagai sangat bertentangan dengan demokrasi dan melanggar hak asasi manusia.
Tampak kecenderungan dalam antologi-antologi sajaknya Denny JA menunjukkan kreativitasnya sebagai penulis yang tajam pengamatannya terhadap masalah sosial.
Dari kumpulan sajak satu ke yang lain ia berusaha mengungkapkan tema yang berlainan dari tema-tema sajak sebelumnya.
Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah
Pembaca kerap diberi kejutan dengan perubahan gaya dan cara pengucapan. Kejutan terutama bisa dirasakan oleh penulis yang telah merasa mapan di dunia persajakan.