Catatan Denny JA: Royalti Lagu Era Artificial Intelligence, Siapa Pemilik Jika Algoritma yang Mencipta?
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 14 Juni 2025 05:41 WIB

Ia adalah bentuk penghargaan atas karya jiwa.
Ia menandai bahwa setiap nada bukan sekadar data, tapi getaran batin.
Tanpa penghormatan atas pencipta, kita akan mengapung di tengah banjir lagu—indah, tapi tanpa jiwa.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Puisi, dan Apapun, tak Pernah Cukup, Lalu Mengapa Lahir Puisi Esai
-000-
Dan di sinilah ironi kembali mengetuk.
Dalam kasus Keenan Nasution vs Vidi Aldiano, yang dipersoalkan justru adalah lagu manusiawi yang sangat emosional: Nuansa Bening.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Elon Musk Akhirnya Meninggalkan Donald Trump
Sebuah lagu yang lahir dari jiwa. Dinyanyikan kembali oleh penyanyi muda dengan popularitas baru.
Namun tak ada kejelasan soal izin, distribusi, dan apresiasi kepada penciptanya.
Kasus itu menunjukkan: bahkan tanpa AI pun, sistem royalti dan hak cipta kita masih compang-camping.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Kecerdasan Spiritual Pun Menjadi Kecerdasan Terpenting
Masih mudah menimbulkan kesalahpahaman, apalagi bila ditambah teknologi baru.