Catatan Denny JA: Kecerdasan Spiritual Pun Menjadi Kecerdasan Terpenting
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 30 Mei 2025 06:46 WIB

-000-
Renungan Danah Zohar dan Ian Marshall inilah yang memberi inspirasi ketika saya dan tim LSI Denny JA merancang Knowing Myself+Healing, aplikasi psikologi berbasis AI.
Kami ingin memindahkan beragam tes ke dalam satu sistem terpadu: dari IQ, EQ, tes bakat, kepribadian, kecenderungan politik, hingga kecerdasan finansial.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Merekam Sejarah dan Makna Melalui Lukisan
Namun ada satu kecerdasan yang kami anggap sebagai puncaknya. Ia tidak hanya menyangkut apa yang kita tahu atau kuasai, melainkan apa arti semuanya itu: Kecerdasan Spiritual.
LSI dikenal publik sebagai pelopor riset opini, pemetaan politik, dan prediksi pemilu. Tapi satu hal yang jarang diketahui: di balik data dan angka, kami menyimpan kegelisahan akan hal-hal yang sulit diukur—keresahan batin, kehampaan hidup, dan hilangnya makna.
Kami mengembangkan Tes Kecerdasan Spiritual bukan hanya sebagai alat ukur psikologis, tetapi sebagai jendela untuk memahami batin manusia.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Berbakatkah Saya Menjadi Orang Kaya?
Di sinilah spiritualitas diperlakukan bukan sebagai dogma, melainkan sebagai kapasitas manusia—yang bisa diukur, dilatih, dan ditumbuhkan.
Dalam menyusun Tes SQ ini, kami merujuk pada empat tokoh penting dalam psikologi spiritual:
1. Danah Zohar & Ian Marshall – pencetus SQ sebagai dimensi terdalam manusia.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Tafsir yang Berbeda tentang Kurban Hewan di Era Animal Rights
2. David B. King – penggagas SISRI-24, alat ukur spiritualitas berbasis riset ilmiah.