Catatan Denny JA: Perkuat Budaya Lokal Melalui Festival Internasional
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 05 Mei 2025 08:13 WIB

Kedua, festival menciptakan ekosistem baru: anak-anak sekolah mendengar dongeng dalam berbagai bahasa, bukan hanya ibu-ibu, tapi juga lelaki, bahkan chef sekaligus sastrawan dari Brunei dan Bangladesh ikut memasak untuk para tamu. Budaya bukan hanya tontonan, tapi pengalaman bersama.
Ketiga, ia menyuburkan rasa bangga. Ketika budaya Minangkabau tampil di panggung dunia, masyarakat melihat identitas mereka sebagai warisan yang tak kalah berharga dari apa pun yang dibawa oleh luar.
Di balik gemuruh tepuk tangan,
ada bisik nagari: “Janganlah kita hanya jadi tuan rumah dunia,
tapi tuan bagi diri sendiri.”
Baca Juga: Catatan Denny JA: Mengenang Momen tak Terduga Paus Fransiskus Memberkati Lukisan Saya
Rumah gadang takkan retak oleh angin global, selama pilar adat tetap tegak di hati. Dapur budaya tak pernah padam meski api festival redup di musim sepi.
Sebagaimana Jaipur Literature Festival di India yang telah berlangsung sejak 2006 dan mengangkat sastra lokal ke panggung global, IMLF pun layak menjadi episentrum baru diplomasi budaya Asia Tenggara.
-000-
Baca Juga: Catatan Denny JA: Mengukur Samudra Emosi Manusia
Apa yang membuat IMLF ketiga begitu istimewa?
Tahun ini, puncak perayaan puisi dunia akan digelar tepat di bawah Jam Gadang Bukittinggi, pada 11 Mei. Bayangkan: menara ikonik Minangkabau menyaksikan parade penyair dunia bersyair dalam aneka bahasa.
Pada 10 Mei, akan diselenggarakan makan bajamba, tradisi Minang yang menghadirkan nilai persaudaraan dan kebersamaan, disajikan oleh warga untuk para tamu mancanegara.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Seorang LGBT Menjadi Mata-mata (Spionase) dan Lainnya
Sebanyak 37 buku karya penulis dunia akan diluncurkan dan didiskusikan. Anak-anak Padang turut menyambut tamu dalam sesi literasi melalui dongeng dan pertunjukan cerita oleh Duta Puspa Kota Padang.