DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Agama di Era Artificial Intelligence, Antara Identitas Kelompok dan Etika Publik

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

AI membantu manusia untuk kembali ke dirinya yang paling dalam—yang lembut, yang pemaaf, yang mencintai keadilan.

Agama di era AI tak harus ditinggalkan. Tapi ia harus diresapi ulang, tapi bukan sebagai klaim eksklusif. Agama harus kembali ke asalnya sebagai mata air etika dan cahaya nurani.

Karena di masa depan, yang akan menyelamatkan dunia bukan suara yang paling lantang. Tapi suara yang paling jernih, paling jujur, dan paling mencintai.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Menuju Perang Dingin 2.0, dan Kekalahan Amerika Serikat?

Dan mungkin, dalam bisikan AI yang lembut, kita akan mendengar gema dari para nabi yang dahulu berseru di padang sunyi. Tapi pesan itu datang dalam bahasa yang lebih universal, lebih tenang, dan juga tersimpan dalam algoritma.

Karena di ujung zaman algoritma, yang akan menyelamatkan kita bukan mesin yang paling cerdas, tetapi hati yang paling jernih, iman yang paling lembut. Dan nurani yang tetap memilih cinta ketika dunia menawarkan kebencian.***

Jakarta, 20 April 2025

Baca Juga: Catatan Denny JA: Titiek Puspa dan Hidup yang Jenaka

-000-

Ratusan esai Denny JA soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku, film dan lagu, bisa dilihat di FaceBook Denny JA’s World

https://www.facebook.com/share/15PSm5qPMy/?mibextid=wwXIfr

Baca Juga: Catatan Denny JA: 10 Pesan Spiritual yang Universal Masuk Kampus

Halaman:

Berita Terkait