DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Kereta Menuju Neraka

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Aku ingin berteriak,
tapi suara hanya menjadi abu,
melayang sebelum sempat menyentuh tanah.

-000-

Mereka memaksa kami berlari,
melewati badai yang tak mengenal kasihan.

Siapa yang jatuh, siapa yang lemah,
menjadi jejak yang ditinggalkan.

Di sampingku, seorang anak melihat ibunya terjatuh.
Ia berhenti sejenak,
menatapnya,
tapi terus berjalan,
tak menolong ibunya.

Aku bersumpah aku takkan meninggalkan ibuku.
Aku bersumpah,
demi semesta, aku bersumpah.

Tapi di musim dingin,
sumpah hanya menjadi napas,
yang menghilang sebelum sempat diucapkan.

-000-

Di Buchenwald, ibuku terbaring,
tubuhnya selembut abu yang jatuh pelan.
Ia berbisik, “Berikan aku air, Nak. Tak apa setetes.”

Aku ingin memberinya.
Tapi tangan penguasa mencengkeramku,
sambil berbisik,
“Jangan buang air untuk yang akan mati.”

Halaman:

Berita Terkait