DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Kereta Menuju Neraka

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Kami harus percaya.
Kami ingin percaya.

-000-

Aku, ibu, dan delapan puluh lainnya,
dijejalkan dalam satu gerbong kereta.
Tapi banyak lagi gerbong lain,
ular besi melata, melaju tanpa hati.

Napas menyatu, keringat jadi selimut,
dan udara dihirup terlalu cepat.

Ada bayi yang menangis,
ada lelaki yang berdoa,
ada wanita yang memeluk tubuhnya sendiri,
seolah dingin bisa membunuh lebih cepat dari perjalanan ini.

Di sudut gerbong, seorang wanita menjerit,
matanya kosong, jarinya menunjuk ke langit:

“Aku melihat menara api,
di ujung rel yang tak berakhir.”

Kami menutup telinga.
Lebih mudah menganggapnya gila,
daripada percaya neraka menunggu di sana.

-000-

Auschwitz.
Udara berbau daging yang tak terlihat.
Asap menggelayut di langit,
dan burung-burung tak lagi kembali.

Halaman:

Berita Terkait