Puisi Esai Denny JA: Hak Asasi di Atas Perang Saudara
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 19 Februari 2025 06:53 WIB

-000-
Perang berakhir.
Perbudakan tumbang.
Kebebasan menang,
tapi luka tetap menganga.
Aku mengikuti Lincoln ke Ford’s Theatre.
Malam itu, gelak tawa mengapung di udara.
Di panggung, aktor bercanda,
dan Lincoln tersenyum, tanpa tahu ajal mengintai.
Di belakangnya, seseorang mengangkat pistol.
Aku ingin berteriak.
Aku ingin mencegahnya.
Tapi, suara itu mengubah sejarah:
“Door! Door! Door!”
Takdir berjalan lebih cepat dari kata-kata.
Ledakan memenuhi ruangan.
Aku melihatnya terkulai,
nyawanya hilang secepat lilin ditiup angin.
-000-
Aku berdiri di Gettysburg yang kini penuh bunga.
Angin berembus pelan,
membawa bisikan dari masa lalu:
“Hak asasi selalu ditulis dengan tinta perlawanan.
Tapi pena yang mengukirnya,
sering kali basah.
Basah oleh darah mereka
yang tak takut kehilangan hidup,
demi kehidupan.”