DECEMBER 9, 2022
Kolom

Teori Denny JA tentang Agama Menjembatani Era Klasik dan Revolusi Artificial Intelligence

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Ia menguatkan solidaritas sosial dan membangun ikatan antarindividu dalam suatu kelompok.

Ritual-ritual keagamaan memperkuat kesadaran kolektif dan memberikan rasa identitas dan rasa kebersamaan.

Max Weber menelusuri hubungan antara agama dan etos kerja yang membentuk kapitalisme. Baginya, agama dapat mempengaruhi tindakan individu dan perkembangan ekonomi.

Baca Juga: Denny JA dan Puisi Esai: Mendobrak Batas Antara Sastra, Sejarah, dan Advokasi Sosial

Pemikir ini hidup dalam konteks yang berbeda, sebelum munculnya kecerdasan buatan (AI), internet, dan revolusi digital.

Mereka menganalisis agama dalam dunia yang masih bergantung pada otoritas tradisional, di mana akses terhadap informasi terbatas dan tafsir masih bersumber dari komunitas tertentu.

Dalam perkembangan revolusioner ini, agama sekali lagi tak bisa dilepaskan.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Surat yang Tertunda Ketika Bom di Hiroshima

-000-

Denny JA memperkenalkan perspektif baru yang melengkapi bangunan besar sosiologi agama. Ia tidak menggantikan teori klasik, tetapi menambahkan dimensi baru: bagaimana AI memengaruhi akses, interpretasi, dan peran sosial agama di era digital.

Dalam teorinya, Denny JA merumuskan beberapa prinsip yang didasari oleh interaksi agama dengan realitas yang melingkupinya seperti kehidupan bernegara, kemajuan ilmu pengetahuan yang melegitimasi atau mendelegitimasi narasi sejarah dalam teks agama.

Baca Juga: Pemikiran Denny JA Tentang Agama dan Spiritualitas di Era Artificial Intelligence Mulai Diajarkan di Kampus

Itu termasuk juga membuka diri bagi kemajuan peradaban yang lebih menghargai hak asasi manusia, dan modernitas yang melahirkan revolusi digital yang memengaruhi cara manusia beragama.

Halaman:

Berita Terkait