DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Buah Beracun Revolusi

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Puisi esai seri "Yang Menggigil di Arus Sejarah" (4)

ORBITIDONESIA.COM - 1917-1922, setelah Revolusi Rusia berkibar dan menang, yang datang selanjutnya: 5 juta kematian karena kelaparan dan pembunuhan.

-000-

Revolusi mengetuk pintu hati, menjanjikan fajar baru.
Aku membukanya dengan harap.
Namun yang masuk: serigala lapar.

Aku saksi bisu di altar harapan.
Bukan untuk merayakan kemenangan.
Tapi untuk meratapi cahaya,
yang padam sebelum sempat menjadi bintang.

Aku teringat masa lalu.

Salju menyelimuti tanah yang retak,
petani menunduk, mencium bau tanah tanpa harapan.

Di Istana Musim Dingin,
Raja mengangkat gelas kristalnya tinggi-tinggi,
merah anggurnya, semerah luka kami para petani, buruh, rakyat jelata, kaum terpelajar.

Di jalan-jalan Petrograd,
poster-poster revolusi berkibar.

“Roti bagi yang lapar!”
“Tanah bagi petani!”
“Kebebasan bagi buruh!”

Halaman:

Berita Terkait