DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Surat yang Tertunda Ketika Bom di Hiroshima

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

-000-

Saat itu, 1945.

Perang dunia melahap waktu, meminum darah jutaan nyawa. Amerika tak berbicara dengan kata, tapi dengan nyala yang menghanguskan sejarah.
Bom atom!

Langit terbelah.
Matahari kedua lahir di Hiroshima,
tak membawa fajar, hanya gelegar yang mendidih.

Seratus empat puluh ribu tubuh menjadi abu.
Jutaan lainnya menjadi bayangan berjalan,
kulit mereka luruh seperti lilin di altar neraka.

Anak-anak mencari ibu mereka,
tapi ibu telah menjadi debu.

Lelaki-lelaki mencari rumah mereka,
tapi rumah telah kembali menjadi tanah.

Di tepi sungai yang dulu biru,
air kini mengalirkan ribuan mayat tanpa nama, tanpa doa.

Mereka yang masih tersisa,
menggenggam tangan yang tak lagi berbentuk,
berbisik kepada kesunyian yang tak menjawab:
“Kita pernah ada.”

-000-

Halaman:

Berita Terkait