Kolombia Akhirnya Sepakat Menerima Penerbangan Deportasi dari AS
- Penulis : M. Ulil Albab
- Senin, 27 Januari 2025 13:11 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kolombia akhirnya setuju menerima penerbangan yang membawa para migran yang dideportasi Amerika Serikat.
Dengan kesepakatan Kolombia itu, sanksi yang sebelumnya diumumkan Presiden Donald Trump tidak akan diberlakukan selama Bogota terus menerima penerbangan tersebut, kata Gedung Putih, Senin, 27 Januari 2025.
"Pemerintah Kolombia telah menyetujui semua syarat yang diajukan Presiden Trump, termasuk penerimaan tanpa batas semua imigran nonprosedural asal Kolombia yang dipulangkan dari Amerika Serikat, termasuk melalui pesawat militer AS, tanpa pembatasan atau penundaan," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Baca Juga: Imigran di AS Bersiap Hadapi Deportasi Massal oleh Donald Trump yang Mulai Berkuasa Januari 2025
Sementara itu, tarif dan sanksi AS yang sebelumnya dirancang untuk Bogota akan ditangguhkan dan tidak akan ditandatangani, kecuali Kolombia gagal mematuhi kesepakatan tersebut, kata Gedung Putih menambahkan.
Namun, Pemerintahan Trump dalam pernyataannya menyebutkan bahwa sanksi visa terhadap Kolombia akan tetap diberlakukan hingga pesawat pertama yang membawa para migran yang dideportasi dari AS tersebut mendarat.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan memberlakukan sanksi terhadap Kolombia karena menolak menerima penerbangan deportasi migran.
Baca Juga: Imigrasi Jakarta Utara Deportasi 4 Warga China yang Jadi Pekerja Kasar di Pantai Indah Kapuk
"Saya baru saja diberitahu bahwa dua penerbangan repatriasi dari Amerika Serikat, yang membawa sejumlah besar kriminal ilegal, tidak diizinkan mendarat di Kolombia," kata Trump melalui platform Truth Social miliknya.
Trump menambahkan bahwa dia telah mengarahkan pemerintahannya untuk mengambil "langkah-langkah pembalasan yang mendesak dan tegas."
Trump mengatakan dia akan memberlakukan tarif darurat sebesar 25 persen pada semua barang asal Kolombia yang masuk ke AS, dan tarif tersebut akan digandakan menjadi 50 persen dalam waktu sepekan.
Ia juga mengumumkan larangan perjalanan ke AS serta pencabutan visa bagi pejabat Kolombia, termasuk semua sekutu dan pendukungnya.