Presiden Terpilih AS Donald Trump Bakal Kerahkan Militer untuk Deportasi Massal Imigran Ilegal
- Penulis : M. Imron Fauzi
- Selasa, 19 November 2024 13:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada Senin, 18 November 2024, mengatakan akan menerapkan program deportasi massal bagi imigran ilegal dengan menyatakan keadaan darurat nasional serta menggunakan aset militer.
"Benar" tulis Donald Trump dengan singkat di medsos Truth Social, membenarkan laporan dari Tom Fitton, presiden kelompok aktivis konservatif Judicial Watch.
Tom Fitton mengatakan bahwa pemerintahan Donald Trump sedang bersiap untuk mengumumkan keadaan darurat nasional dan menggunakan aset militer untuk melakukan deportasi.
Baca Juga: Donald Trump Akan Terapkan Tekanan Ekonomi Maksimum ke Iran Agar Rundingkan Kesepakatan Nuklir Baru
Deportasi massal telah menjadi salah satu tema utama kampanye pemilu Trump. Selama masa jabatan pertamanya, dia telah mengumumkan keadaan darurat untuk mengalihkan dana Pentagon ke program pembangunan tembok di perbatasan dengan Meksiko.
Sebelumnya, Pemilihan presiden berlangsung di AS pada 5 November lalu.
Trump, yang menjabat sebagai presiden AS pada periode 2017-2021, dinyatakan sebagai pemenang oleh semua penelepon dan jaringan media terkemuka, yaitu Associated Press, Decision Desk HQ, Fox News, dan CNN, NBC, ABC dan CBS dari konsorsium National Election Pool, karena Trump memperoleh cukup suara di Electoral College untuk memenangkan pemilu.
Baca Juga: Donald Trump dan Timnya Akan Perkarakan Pejabat Militer AS Atas Penarikan Pasukan dari Afghanistan
Kandidat Partai Demokrat Kamala Harris mengakui kekalahannya dalam pidatonya di hadapan para pendukungnya, sementara Presiden AS Joe Biden mengucapkan selamat kepada Trump.
Electoral College, kelompok pemilih presiden dari negara bagian, akan memilih kandidat yang dipilih oleh pemilih di setiap negara bagian pada 17 Desember, dan hasilnya akan disahkan oleh Kongres pada 6 Januari.
Sementara itu, pelantikan presiden dijadwalkan akan dilakukan pada 20 Januari.
Baca Juga: Iran Siap Berunding dengan AS di Bawah Donald Trump Namun Tak Akan Mengalah di Bawah Tekanan
Trump menjadi presiden AS pertama sejak abad ke-19 yang dipilih secara tidak berturut-turut.***