DECEMBER 9, 2022
Kolom

Denny JA, Seorang Jenius Modern Asal Indonesia

image
Denny JA (Foto: ANTARA)

Teknologi AI membuka dimensi baru dalam eksplorasi spiritual. Aplikasi seperti Insight Timer menawarkan meditasi berbasis data. Sementara Muse menggunakan sensor otak untuk membantu meditasi yang lebih efektif. Di sisi lain, GPT Spiritual Companion memfasilitasi dialog lintas agama, membuka ruang refleksi tanpa batas.

“AI bukan hanya alat, tetapi teman perjalanan batin yang mengingatkan kita bahwa spiritualitas tetap abadi. Meski berbaju teknologi. Di dunia yang semakin terhubung oleh kabel dan algoritma. Spiritualitas adalah tali tak kasat mata yang menyatukan hati manusia,” ujar Denny JA.

Dengan The Six Golden Principles of Spirituality in the Era of AI, Denny JA mengajak kita untuk hidup dengan harmoni. Untuk memahami keberagaman, dan berbagi makna di tengah kemajuan teknologi.

Baca Juga: Satrio Arismunandar: Pemanfaatan AI Dalam Proses Belajar-Mengajar di Sekolah Hadapi Kesenjangan Keterampilan

Media Sosial dan Pengaruh Global

Di era digital, Denny JA adalah salah satu tokoh pertama di Indonesia yang memahami potensi media sosial sebagai alat pengaruh. Pada 2014, majalah TIME mengakui Denny JA sebagai salah satu dari 30 orang paling berpengaruh di Internet, berkat perannya dalam memanfaatkan media sosial untuk membentuk opini publik selama pemilihan presiden Indonesia.

Melalui media sosial, Denny JA menciptakan ruang diskusi yang melibatkan jutaan orang, membahas isu-isu mulai dari politik hingga hak asasi manusia. Pengaruhnya di Twitter begitu besar sehingga ia menerima penghargaan World’s Golden Tweet pada 2014.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Cerita Anak Butuh Karakter yang Menginspirasi dan Mirip dengan Mereka

Mengapa ini penting?

Media sosial bukan hanya alat komunikasi; ia adalah medan perang ideologi. Dalam konteks ini, Denny JA memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk mempromosikan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan demokrasi. Ia membuktikan bahwa media sosial tidak hanya bisa digunakan untuk hiburan atau pemasaran, tetapi juga untuk perubahan sosial.

Aktivisme Sosial: Membawa Seni ke Ranah Kemanusiaan

Baca Juga: Diskusi Kreator Era AI, Satrio Arismunandar: Bagi Jurnalis, AI Hasilkan Informasi dengan Cepat Tetapi Tak Selalu Akurat

Sebagai pendiri Gerakan Indonesia Tanpa Diskriminasi, Denny JA menggunakan seni sebagai alat advokasi. Melalui puisi esai, video pendek, dan kampanye digital, ia membawa perhatian publik pada isu-isu sosial yang sering diabaikan.

Halaman:

Berita Terkait