Denny JA, Seorang Jenius Modern Asal Indonesia
- Penulis : M. Ulil Albab
- Rabu, 08 Januari 2025 13:02 WIB

Sebagai pemikir multididiplin, Denny JA kini menyusun enam prinsip emas spiritualitas di era AI (The Six Golden Principles of Spirituality in the Era of AI). Setelah studi mendalam selama 30 tahun dalam penemuan positive psychology, neuroscience, mempelajari tradisi aneka agama, Denny JA menyatakan, enam prinsip emas itu adalah:
1. Spirit Mengutamakan Persamaan Manusia, Ketimbang Perbedaannya.
Persamaan antar Homo sapiens lebih tua, lebih dalam. Bahkan lebih hakiki dibandingkan perbedaan yang muncul akibat agama atau keyakinan. Agama-agama besar dunia baru muncul di ujung 1 persen terakhir dari sejarah manusia. Sebelumnya, spiritualitas telah menjadi bagian dari hidup manusia selama ribuan tahun.
Era ini mengajarkan bahwa dasar dari semua keyakinan adalah sama: mencari makna, merawat kehidupan, dan menjawab misteri eksistensi. Persamaan ini adalah fondasi harmoni. Denny JA menegaskan bahwa spiritualitas modern harus menjadi alat. Untuk membangun jembatan, bukan tembok pemisah.
2. Warisan Agama Sebagai Kekayaan Kultural Milik Bersama
Lebih dari 4.200 agama dan kepercayaan yang ada di dunia bukan hanya milik para penganutnya. Tetapi juga warisan budaya umat manusia. Setiap agama, dalam intinya, menyimpan pesan cinta, belas kasih, dan kebijaksanaan yang universal. Hidup secara spiritual di era ini adalah upaya.
Yakni untuk menyaring esensi dari ajaran-ajaran tersebut agar pesan-pesan spiritual bisa dinikmati oleh siapa saja. Tanpa sekat dogma atau batas identitas. Dalam pandangan Denny JA, universalisasi pesan agama ini bukan berarti menghapus perbedaan. Tetapi merayakan keberagaman sebagai kekayaan bersama.
3. Kebahagiaan dan Makna Melalui Riset Ilmu Pengetahuan
Era ini adalah masa ketika kebahagiaan dan makna hidup tidak lagi hanya menjadi domain filsafat atau agama. Tetapi juga sains. Melalui riset positive psychology dan neuroscience, manusia kini memiliki peta untuk mencapai kebahagiaan. Denny JA merumuskan formula 3P + 2S: Personal Relationship, Positivity, Passion, Small Winning, dan Spirituality sebagai kunci menuju hidup bermakna.
Semua manusia, tanpa memandang agama atau ideologi, memiliki potensi untuk bahagia. Kebahagiaan, menurut Denny, bukan puncak, tetapi perjalanan, ini adalah warisan kolektif yang dapat diakses oleh siapa saja yang mau hidup secara sadar.