Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Cerita Anak Butuh Karakter yang Menginspirasi dan Mirip dengan Mereka
- Penulis : Mila Karmila
- Jumat, 15 November 2024 04:36 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Dalam menulis cerita anak, butuh karakter yang menginspirasi. Anak-anak menyukai karakter yang mirip dengan mereka atau karakter yang penuh sifat yang mereka kagumi, seperti keberanian atau rasa ingin tahu. Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar.
Satrio Arismunandar menanggapi tema diskusi tentang cara mengemas imajinasi menjadi cerita anak. Diskusi daring di Jakarta, Kamis malam, 14 November 2024 itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.
Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu akan menghadirkan narasumber Dian Kristiani, penulis 300 buku anak. Diskusi itu akan dipandu oleh Anick HT dan Amelia Fitriani.
Satrio mengungkapkan, menulis cerita untuk anak-anak memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan menulis untuk pembaca dewasa.
“Bahasa dan gaya penulisan harus sederhana dan jelas. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak sesuai dengan usia mereka. Hindari kalimat panjang dan kosakata yang terlalu kompleks,” ujarnya.
Satrio menekankan pentingnya penggunaan imajinasi. “Anak-anak menyukai hal-hal yang memicu imajinasi, seperti deskripsi yang kaya tentang dunia magis atau karakter hewan yang berperilaku seperti manusia,” tuturnya.
Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Teologi Harapan dengan Narasumber Penulis Senior Komaruddin Hidayat
“Tema dan pesan moralnya harus relevan dengan dunia anak. Tema harus dekat dengan kehidupan sehari-hari anak atau hal-hal yang menarik bagi mereka, seperti persahabatan, keberanian, atau kebaikan hati,” ungkap Satrio.
Menurut Satrio, cerita anak sering mengandung pesan moral, tetapi ini sebaiknya disampaikan dengan cara yang alami dan tidak terasa menggurui.
“Anak-anak cenderung lebih menyukai plot yang mudah dipahami, dengan alur yang runtut dan konflik yang jelas, serta resolusi atau penyelesaian masalah yang memuaskan,” sambungnya.
Satrio menjelaskan, anak-anak memiliki rentang perhatian yang lebih pendek, sehingga cerita untuk anak biasanya lebih singkat dan langsung ke inti masalah.