Pelapor Khusus PBB, Jill Edwards: Bashar Al Assad Harus Diadili di Mahkamah Pidana Internasional
- Penulis : Mila Karmila
- Kamis, 26 Desember 2024 03:01 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pelapor Khusus PBB Alice Jill Edwards menyatakan, mantan presiden Suriah yang digulingkan, Bashar Al Assad, harus diadili di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan yang dilakukannya di Suriah.
“Sekarang adalah waktunya Assad diadili, dan ICC adalah wahana yang tepat untuknya,” kata Jill Edwards, Selasa, 24 Desember 2024.
Selain mengingatkan pemerintah baru Suriah untuk meratifikasi Statuta ICC, ia juga meminta negara-negara lain menggugat Assad kepada ICC terkait kejahatan yang dilakukan rezimnya yang lalu.
Baca Juga: Tentara Israel Tembaki Warga Suriah yang Memprotes Desanya Direbut
Pelapor khusus untuk urusan penyiksaan dan perlakuan atau hukuman kejam, tak berperikemanusiaan, dan menghinakan tersebut mengatakan, rezim Assad menggunakan taktik penyiksaan untuk mengendalikan masyarakat, menimbulkan ketakutan, dan memberangus kelompok oposisi.
Ia menyatakan, kejahatan yang tersingkap menyusul perubahan rezim di Suriah tersebut sesuai dengan dokumen pelapor khusus PBB yang disusun pada 2011.
Edwards menyoroti pentingnya penyelidikan yang independen dan imparsial untuk seluruh kejahatan internasional, termasuk yang dilakukan oleh Bashar Al-Assad dan rezimnya.
Baca Juga: Begini Perkembangan Terkini Suriah Usai Presiden Bashar Assad Terguling
“Rezim Assad yang lalu mungkin bertanggung jawab atas sebagian besar (kejahatan), namun ada juga golongan yang menjadi korban pihak yang lain. Hal ini menunjukkan pentingnya semua kejahatan diadili,” kata dia.
Pelapor khusus PBB itu pun mengusulkan supaya dibentuk pengadilan campuran yang melibatkan unsur yudisial nasional dan internasional untuk Suriah. Model pengadilan tersebut pernah digunakan untuk mengadili kasus Kamboja dan Sierra Leone.
“Menurut saya, untuk kasus Suriah, selain meningkatkan perujukan kasus ke ICC untuk aktor tertinggi, harus ada pula pengadilan campuran atau pengadilan internasional yang dibentuk,” kata dia, sembari menyebut bahwa model tersebut membantu membina kapasitas nasional melalui legislasi, pelatihan, dan pengawasan.
Baca Juga: Pemerintah Sementara Suriah Tunjuk Asaad Hassan Al Shibani sebagai Menteri Luar Negeri Baru
Selain itu, Edwards menyoroti pentingnya keterlibatan komunitas internasional dalam mendukung demokrasi dan pemerintahan inklusif di Suriah. Ia meyakini, apabila proses transisi di Suriah berjalan lancar, negara tersebut akan menyongsong masa depan yang lebih baik.
“Saya pikir ini menjadi momen yang menentukan bagi rakyat Suriah. Saya kira kita harus optimistis, namun tetap berhati-hati, serta memastikan ada proses transisi yang aman menuju prinsip-prinsip demokrasi dan HAM,” ucap pejabat PBB itu.
Bashar Al-Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok bersenjata anti-rezim merebut Ibu Kota Damaskus pada 8 Desember lalu, sehingga mengakhiri rezim Partai Baath yang berkuasa sejak 1963.
Baca Juga: Kremlin Tepis Isu Gugatan Cerai Istri Bashar al Assad, Pemimpin Suriah yang Digulingkan
Kejatuhan rezim Baath terjadi setelah kelompok oposisi Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) merebut kota-kota utama Suriah dalam serangan ofensif kilat yang berlangsung hanya dalam waktu dua pekan.***