DECEMBER 9, 2022
Internasional

Uni Eropa, Kaja Kallas: Tidak Ada Lagi Tempat Bagi Ekstremisme, Rusia, Iran pada Masa Depan Suriah

image
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (EU) Kaja Kallas (Foto: Euronews)

ORBITINDONESIA.COM - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (EU) Kaja Kallas pada Senin, 16 Desember 2024, menyerukan penghapusan pengaruh Rusia dan Iran pada masa depan Suriah.

Saat berbicara kepada wartawan setelah bertemu para menteri luar negeri Eropa, Kaja Kallas menguraikan visi Uni Eropa untuk mendukung Suriah yang stabil dan inklusif, serta bebas dari ekstremisme dan campur tangan asing.

"Banyak menteri luar negeri menekankan bahwa itu harus menjadi syarat bagi kepemimpinan baru, yaitu menghilangkan pengaruh Rusia di Suriah," kata Kaja Kallas kepada wartawan.

Baca Juga: Uni Eropa dan Berbagai Negara Mendukung Tercapainya Gencatan Senjata di Lebanon

"Tidak ada tempat bagi ekstremisme, Rusia, atau Iran pada masa depan Suriah," katanya menambahkan. 

Dia juga mengatakan bahwa EU bersiap untuk menjadi tuan rumah konferensi ke-9 mengenai Suriah, Brussels Syria Conference.

Konferensi tersebut merupakan sebuah upaya penggalangan dana besar-besaran untuk memberikan dukungan berkelanjutan bagi pemulihan Suriah.

Baca Juga: Peter Stano: Semua Negara Uni Eropa Wajib Laksanakan Surat Perintah Penangkapan PM Israel Netanyahu

"Kami mendukung rakyat Suriah sepanjang masa transisi ini, sebagaimana yang kami lakukan selama pemerintahan brutal (Bashar) Assad," kata Kallas, merujuk pada pemimpin Suriah yang digulingkan.

Sembari merujuk pada intervensi-intervensi sebelumnya, Kallas memperingatkan agar jangan sampai ada kekosongan kekuasaan, seperti yang terjadi di Libya dan Afghanistan.

"Kita juga perlu hadir, karena jika kita adalah pihak yang membantu rekonstruksi, kita perlu duduk bersama dengan para pelaku di kawasan itu. Menghindari kekosongan adalah kunci untuk memastikan stabilitas," ujarnya.

Baca Juga: Josep Borrell: Respons Uni Eropa atas Perang Ukraina dan Gaza Kerap Bermuka Dua

Visi EU untuk Suriah meliputi pembinaan perdamaian di antara berbagai kelompok di negara tersebut, memungkinkan kembalinya para pengungsi, serta memastikan stabilitas jangka panjang di kawasan itu.

Halaman:
1
2

Berita Terkait