Satrio Arismunandar: Penerbitan Buku Puisi Esai dari 34 Provinsi Memperkuat Genre Puisi Esai
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 21 Desember 2024 10:10 WIB
Tema puisi esainya juga diminta spesifik berkaitan dengan berbagai isu sosial, ekonomi, politik, sejarah, dan budaya yang khas dan mengemuka di provinsi masing-masing. Setiap penulis bebas berkreasi sesuai pemahaman dan penghayatannya tentang isu-isu krusial yang hidup di daerahnya itu.
Berarti ada ratusan puisi esai yang dihasilkan dari gerakan penggalangan 34 provinsi ini saja. Pada 2019, terbit buku Gerakan Besar Puisi Esai Indonesia: Suara Batin Indonesia di 34 Provinsi dalam 34 Puisi Esai. Buku ini merupakan kumpulan puisi esai terpilih dari berbagai puisi esai, karya penulis dari 34 provinsi di Indonesia yang sudah terbit sebelumnya.
Saya ikut berpartisipasi dalam penulisan puisi esai ini, mewakili DKI Jakarta. Puisi esai saya mengangkat isu sosial, terdesaknya warga asli Betawi dari pusat kota Jakarta ke daerah pinggiran.
Ini terjadi akibat warga Betawi “kalah bertarung” melawan kekuatan modal dan kepentingan ekonomi elite kekuasaan yang menguasai ibu kota Jakarta. Atas nama kepentingan “pembangunan,” warga Betawi terus digusur dari kawasan pusat kota.
Saya juga menulis antologi puisi esai Mereka yang Takluk di Hadapan Korupsi (2014). Antologi ini berisi kumpulan kisah para tokoh yang seharusnya mengusung suara moral dan etika, seperti dosen, aktivis, politisi. Tetapi nyatanya mereka gagal menyatakan sikap moral. Bahkan mereka sendiri terjerumus dalam tindakan korupsi dan masuk bui.
Kekuatan buku ini adalah penyikapan moral dan etis yang tegas dalam berbagai isu sosial kemasyarakatan. Namun, kekurangannya adalah karena catatan kakinya lebih mengandalkan liputan media massa yang bertebaran di media online. Ia kurang didukung basis akademis atau penelitian ilmiah yang kuat, meskipun itu tidak mutlak dalam puisi esai.
Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Sudah masuk ASEAN, Mesir, Inggris, dan Lainnya
Di era artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan saat ini, saya merekomendasikan topik-topik terkait AI perlu dieksplor oleh komunitas puisi esai. Hal ini karena AI, meskipun memberikan manfaat yang positif, di sisi lain juga memberi dampak sosial kemasyarakatan tertentu yang mungkin merugikan warga masyarakat yang rentan.
Depok, Desember 2024
*Satrio Arismunandar adalah Sekjen SATUPENA. ***
Baca Juga: Denny JA: AI Mempercepat Proses Kreatif Dalam Menulis Puisi Esai