DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Denny JA: AI Mempercepat Proses Kreatif Dalam Menulis Puisi Esai

image
“Puisi Esai dan Artificial Intelligence” juga dibahas dalam dialog, yang diadakan di Festival Puisi Esai Jakarta II. Narasumbernya adalah Amelia Fitriani, Irsyad Mohamad, dan Gunawan Trihantoro, dengan moderator Milastri Muzakkar (Foto: Panitia Festival)

ORBITINDONESIA.COM - Penggunaan kecerdasan buatan atau AI dalam penulisan puisi esai sangat membantu, karena AI dapat mempercepat proses kreatif. Hal itu ditegaskan penggagas genre puisi esai, Denny JA.

Denny JA mengungkapkan arti penting AI tersebut di sela-sela Festival Puisi Esai Jakarta II, pada 13-14 Desember 2024, di PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat. 

Denny JA menjelaskan, sebagai contoh, seorang penulis puisi esai dapat menggunakan AI untuk menyusun draf cepat, di mana kemudian draf itu diperhalus secara manual.

Baca Juga: Selamat Datang, Angkatan Puisi Esai

Karena pentingnya isu ini, topik “Puisi Esai dan Artificial Intelligence” juga dibahas dalam dialog, yang diadakan di Festival Puisi Esai Jakarta II. Narasumbernya adalah Amelia Fitriani, Irsyad Mohamad, dan Gunawan Trihantoro, dengan moderator Milastri Muzakkar.

Dalam diskusi itu, penulis muda Amelia Fitriani sepakat dengan Denny JA tentang pentingnya menggunakan AI dalam menulis puisi esai. “AI menjadi alat bantu baru untuk menjelajah lebih dalam kreativitas,” ucapnya.

“Perkembangan AI mustahil dilawan, maka beradaptasi untuk bisa memanfaatkannya adalah pilihan yang logis. Batasan yang bisa ditembus dari AI adalah kreativitas,” ujar Amelia.

Baca Juga: Mengapa Puisi Esai Kini Sudah Layak Menjadi Sebuah Angkatan dalam Sastra Indonesia

Menurut Amelia, AI membawa transformasi cara berpikir. AI mengubah cara manusia mengakses dan memproses informasi. “AI mengubah pendekatan dalam pemecahan masalah dari linear menjadi lebih kompleks,” tuturnya.

“Batasan yang perlu dijaga dari AI adalah norma dan etika. Bermain di antara ranah tersebut menjadi seni tersendiri,” tuturnya.

Sedangkan penulis puisi esai Irsyad Mohammad menyatakan, para penulis perlu lebih dulu mengetahui fungsi AI atau kecerdasan buatan. “Bila tidak mengetahui, akan menganggap AI sebagai ancaman,” ujarnya.

Baca Juga: Memperbincangkan Lahirnya Angkatan Puisi Esai, Sebuah Catatan dari Festival Puisi Esai Jakarta ke-2, 2024

Menurut Irsyad, AI memiliki kelemahan sekaligus kekuatan yang terletak pada prompt-nya.

Halaman:
1
2

Berita Terkait