DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Membawa Spirit para Sufi ke Era Artificial Intelligence

image
Ilustrasi. (istimewa)

Ajaran ini juga selaras dengan tantangan global saat ini. Ketika jutaan orang menderita akibat kemiskinan, bencana, dan konflik, Karuna menginspirasi tindakan kolektif yang membawa perubahan.

Welas asih bukan hanya jalan menuju pencerahan individual, tetapi juga kunci untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.

Ren dalam Khonghucu juga membawa spirit yang sama: Kemanusiaan Sebagai Fondasi Masyarakat.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 180 Kreator Milenial dan Gen Z, dari Aceh hingga Papua, Bersaksi Melalui Puisi Esai

Ren adalah konsep mendalam dalam filsafat Khonghucu yang berarti kemanusiaan atau cinta kasih. Dalam pandangan Khonghucu, Ren adalah inti dari hubungan sosial yang harmonis.

Ia bukan hanya tentang mencintai orang lain, tetapi juga memahami bahwa cinta adalah dasar dari keberlangsungan masyarakat.

Ketika manusia menunjukkan Ren, mereka tidak hanya menjaga hubungan pribadi, tetapi juga memperkuat tatanan sosial.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Potret Batin Indonesia, Aceh hingga Papua, dari Kacamata Generasi Z

Di era modern, Ren adalah pengingat akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan di tengah dunia yang semakin terpolarisasi. Ketika masyarakat terpecah oleh perbedaan politik, budaya, atau agama, cinta kasih menjadi jalan untuk menyatukan.

Khonghucu mengajarkan bahwa masyarakat yang kuat adalah yang dibangun di atas hubungan yang penuh kasih, saling menghormati, dan keadilan.

Dalam konteks global, Ren juga relevan untuk menciptakan dialog lintas budaya. Ia mengingatkan bahwa manusia, terlepas dari perbedaan mereka, memiliki kebutuhan dasar yang sama: untuk dicintai, dihormati, dan diakui.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024

Dengan menerapkan Ren, dunia dapat mencapai harmoni yang melampaui batas-batas fisik dan ideologis.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Berita Terkait