DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Denny JA Hibahkan Dana Abadi Ratusan Juta Rupiah untuk para Penulis

image
Denny JA dalam suatu acara yang dihadiri penulis

ORBITINDONESIA.COM - Mulai tahun 2024, Denny Januar Ali atau yang akrab disapa Denny JA menghibahkan dana abadi penghargaan bagi penulis untuk empat kategori melalui Denny JA Foundation.

Denny JA menjelaskan alasan dirinya memberikan penghargaan kepada penulis.

Denny JA meyakini kata-kata yang dirangkai penulis besar dapat mengubah nasib individu dan bangsa.

Baca Juga: Hadiah Nobel Sastra 2024 Dianugerahkan Kepada Penulis Korea Selatan Han Kang

“Kata-kata adalah benih yang ditanam di ladang keabadian. Ia bertumbuh melintasi musim, menjangkau langit, dan mengakar dalam jiwa manusia," kata Denny JA kepada OrbitIndonesia.com, Minggu, 8 Desember 2024.

Dia menerangkan, alasan tersebut bukan hanya kiasan, tetapi kebenaran yang hidup.

Menurutnya, kata-kata tidak pernah benar-benar hilang karena akan membekas dalam ingatan manusia, membentuk peradaban, dan membangun jembatan lintas generasi.

Baca Juga: Penulis Korea Selatan, Han Kang Tolak Konferensi Pers tentang Nobel Sastra 2024 Karena Masih Ada Perang

"Begitu pula dengan para penulis besar, yang melalui dedikasi dan kreativitasnya menabur benih-benih itu," kata Denny menegaskan.

Pada tahun 2024, Denny JA menghidupkan filosofi ini melalui dana abadi yang ia hibahkan untuk penghargaan tahunan penulis. 

Hal itu menjadi ikhtiar kecil, langkah yang tidak hanya memuliakan kata-kata, tetapi juga para penjaga dan perawatnya.

Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Teologi Harapan dengan Narasumber Penulis Senior Komaruddin Hidayat

Denny JA membagi penghargaan ini ke dalam empat kategori yang merepresentasikan perjalanan dan kontribusi para penulis.

Pertama, Lifetime Achievement Award, adalah penghargaan tertinggi untuk penulis yang telah mengabdikan lebih dari 40 tahun hidupnya untuk menghasilkan karya-karya unggul. 

Mereka tidak hanya menulis, tetapi membentuk tradisi literasi yang menjadi pijakan generasi selanjutnya.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024

Kedua, Dermakata Award, Kategori Fiksi, ditujukan kepada penulis daerah yang terus produktif menerbitkan buku dalam tiga tahun terakhir. 

Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang berhasil menciptakan karya sastra berkualitas yang berdampak langsung pada komunitasnya.

Ketiga, Dermakata Award, Kategori Non-Fiksi, menghormati penulis daerah yang berbasis pada penelitian dan dokumentasi. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Retreat para Penulis untuk Kemerdekaan

Buku-buku mereka bukan hanya sekadar catatan, tetapi peta pengetahuan yang mengungkap wajah-wajah lokal yang sering kali terlupakan.

Keempat, Puisi Esai Award, adalah bentuk apresiasi khusus untuk penulis yang mengembangkan genre puisi esai. 

Genre ini adalah perpaduan antara fakta dan fiksi, yang mengangkat isu sosial dalam bentuk puisi dengan narasi yang menggugah.

Baca Juga: SATUPENA Catat Rekor MURI untuk Buku “Suara Penulis Soal Pemilu dan Demokrasi 2024"

Masing-masing kategori diberikan melalui seleksi berjenjang yang dipimpin oleh tim juri ahli. 

Penghargaan ini disertai dana Rp50 juta untuk Lifetime Achievement Award dan masing-masing Rp35 juta untuk tiga kategori lainnya.

Menurut Denny, langkah ini realisasi dari niat yang telah dirinya tanam lebih dari tiga dekade lalu. 

Baca Juga: Inilah Hasil Hitung Cepat LSI Denny JA di Berbagai Daerah, Pilkada Jakarta Belum Bisa Disimpulkan Pemenangnya

Ketika ia masih seorang mahasiswa dengan beasiswa di Pittsburgh University, Amerika Serikat, Denny sering menghabiskan waktunya di Carnegie Library.

Dia menceritakan, Andrew Carnegie, seorang industrialis besar, mendanai pembangunan lebih dari 2.500 perpustakaan di seluruh dunia.

"Filosofinya sederhana namun mendalam, yakni pengetahuan adalah kekayaan yang harus dibagikan," ucap dia.

Baca Juga: 6 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Harapan kepada Pemimpin Setelah Pilkada

Lebih lanjut, Denny JA menuturkan, Carnegie percaya bahwa dengan memberikan akses terhadap perpustakaan mampu membantu masyarakat memperbaiki nasibnya sendiri.

Denny JA, yang saat itu berada dalam kondisi ekonomi menengah bawah, merasa terinspirasi.

Dalam satu momen, Denny berkisah bahwa dirinya merenung mendalam dan berdoa. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Quick Count Tak Bisa Putuskan Pilkada Jakarta 2024 Satu atau Dua Putaran

"Jika suatu saat aku diberi rezeki, aku ingin melakukan sesuatu yang berharga, sesuatu yang memberi kembali rezeki itu kepada masyarakat luas," ujar Denny JA mengenang doanya yang lalu.

Namun, dia mengaku bahwa dirinya tak terbayang dari mana dana untuk itu.

Selaku mahasiswa, hidupnya sangat sederhana. Tanpa beasiswa, mustahil ia bisa sekolah hingga ke Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Puisi Denny JA: Mereka Tak Terima Keyakinan yang Diberi Orangtuaku

Namun Denny meyakini bahwa semesta selalu menyediakan keajaiban. 

Seperti setiap benih yang memerlukan musimnya untuk tumbuh, niat itu tidak langsung terwujud.

Sekitar lebih sepuluh tahun lalu, Denny mendirikan yayasan. Tetapi tetap ia belum tahu bentuk derma apa yang bisa ia beri. Sumber dananya juga masih samar.

Baca Juga: LSI Denny JA Sebut Angka Golput Pilkada 2024 di 7 Provinsi Tinggi, Ini Alasannya

Hingga Januari 2024, dalam keheningan malam yang penuh refleksi, Denny mengatakan bahwa dirinya kemudian menemukan jawaban, yakni passion-nya dalam dunia penulisan adalah jalan yang diberikan semesta.

Dana abadi untuk penghargaan ini berasal dari kepemilikan saham Denny JA Foundation di berbagai usaha yang ia kelola.

Melalui mekanisme ini, yayasan memiliki dana yang cukup untuk mendanai penghargaan tahunan bagi penulis, festival puisi esai, dan kegiatan literasi lainnya.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Ketika Anakku Kecanduan Internet

Denny terus mengupayakan bahwa visi ini akan terus hidup selama puluhan tahun ke depan.

Denny memberi contoh tentang efek Hadiah Nobel Sastra bagi dunia penulis. Ketika seorang penulis menerima Nobel, ia menjadi simbol universal. Itu suara lokal yang diangkat ke panggung dunia.

Efeknya menjangkau jauh, membuka pintu untuk karya-karya dari budaya yang sering kali terpinggirkan.

Dengan hal itu, dia mengilhami generasi baru untuk menulis. Denny juga mengingatkan banyak orang mengenai kekuatan sastra dalam memahami kemanusiaan.

Denny mengambil spirit itu dan melakukan hal yang lebih lanjut.

Penghargaan untuk penulis ini bukan sekadar bentuk apresiasi, tetapi sebuah pesan. 

Menulis adalah pekerjaan sunyi yang potensial mencerahkan lingkungan. 

Penghargaan ini menjadi salah satu pupuk untuk ikut menumbuhkan tradisi menulis.

“Kekayaan sejati bukanlah apa yang kita kumpulkan untuk diri sendiri, tetapi apa yang kita tinggalkan untuk lingkungan. Salah satu warisan yang berharga, itu adalah kata-kata yang mampu menggugah hati, mengubah pikiran, dan membangun dunia yang lebih baik," tutup Denny JA.***

Halaman:

Berita Terkait