Puisi Esai Denny JA: Ketika Anakku Kecanduan Internet
- Sabtu, 07 Desember 2024 17:35 WIB
2019, di Ohio, USA, anak 13 tahun dirawat di rumah sakit karena kecanduan internet
ORBITINDONESIA.COM - David, termenung di depan layar. Semestanya menyempit ke dalam layar kecil ponsel.
Dunianya mengerucut menjadi segenggam kaca.
Pelukan digantikan emoji. Suara tawa teredam oleh bisu algoritma.
Baca Juga: Puisi Denny JA: Aktivis Ideologi Itu Memilih Menjadi Dokter
David melarikan diri ke semesta layar. Di sana, piksel menjadi penjaga gerbang. Dunia nyata tak lagi mampu menjangkau hatinya.
Cahaya biru menari di wajahnya, pucat, seperti bulan yang muram.
Matanya kosong, mencari keajaiban yang tak pernah ada.
“David, sudah larut. Matikan dulu ponselmu,” bisikku lembut. Tapi ia diam.
Suaraku hanyalah bayang angin.
Tangannya menggulir layar, menghapus jejak dunia nyata. Ia menjauh dari meja makan, dari keluarga, dari kakak dan adiknya.
Baca Juga: Puisi Denny JA: Kubawa Cincin Janjiku
Aku ingat masa itu. Dulu, sebelum ponsel itu menjauhkan David dari kami.
Di lapangan, ia berlari mengejar bola. Tawanya pecah, seperti matahari yang tak pernah redup. Pelukannya kecil, tapi hangat menjadi api unggunku di malam dingin.
Namun kini, David berubah. Ia hanya bayangan yang melintas di lorong. Hilang, tenggelam dalam lautan tak kasat mata.
Kami kehilangan David. Bukan ia ditelan badai. Bukan ia dimakan laut yang ganas. David hilang karena arus tak terlihat.
Baca Juga: Puisi Denny JA: Nasionalisme di Era Algoritma
Ia ditelan gelombang digital tanpa tepi. Ia hilang di dalam ponsel. Ia mengurung diri, hanya bicara pada layar kaca.