Hilangnya Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 dan Kisah 4 Presiden Menurut Analisis Denny JA
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 30 Agustus 2024 11:20 WIB
Lingkaran Prabowo tahu persis betapa Anies menjadi Gubernur DKI periode sebelumnya karena bantuan Prabowo.
Jika Anies menjadi gubernur DKI, 2024-2029, ia akan menjadi penantang sangat kuat bagi pencalonan kembali Prabowo di Pilpres 2029.
Presiden kedua, presiden Jokowi sangat militan ingin memindahkan ibukota negara ke Kalimantan Timur.
Semua tahu persis, proses perubahan ibu kota agar sukses memerlukan konsolidasi mungkin 20 tahun.
Program Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara perlu didukung oleh presiden Indonesia selanjutnya hingga 20 tahun mendatang, ketika ibukota baru terkonsolidasi.
Sementara Anies ketika menjadi Capres 2024, menjadikan IKN bukanlah program yang akan didukungnya. Itu yang tempo hari menjadi pembeda Anies dan Prabowo yang akan melanjutkan IKN.
Tentu bagi Jokowi dan pendukungnya, sikap politik Anies Baswedan terhadap IKN menjadi catatan penting.
Presiden ketiga, mantan presiden SBY juga memiliki kisah sendiri. Waktu itu, SBY sangat bersemangat.
Betapa tidak, ia merasa sudah ada komitmen Anies akan berpasangan dengan AHY sebagai Capres dan Cawapres di Pilpres 2024. Tapi Anies malah berjodoh dengan Muhaimin Iskandar sebagai Capres dan Cawapres.
Baca Juga: Ahmad Basarah Sebut Anies Baswedan dan PDI Perjuangan Dipertemukan oleh Nasib yang Sama
Kita sebagai orang luar tak tahu persis apa yang terjadi. Tapi kita tahu komentar kemarahan SBY waktu itu. Judul salah satu berita misalnya: “SBY Marah dan Kecewa ke Anies: Sekarang Saja Tak Jujur.” (1)