DECEMBER 9, 2022
Kolom

Hilangnya Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 dan Kisah 4 Presiden Menurut Analisis Denny JA

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

ORBITINDONESIA.COM - Dalam aneka survei di Pilkada DKI 2024, elektabilitas Anies Baswedan paling tinggi.

Survei LSI Denny JA bulan Agustus 2024 menunjukkan itu. Juga survei lembaga lainnya.

Jika saja Anies Baswedan mendapat tiket pencalonan, sulit dibendung, besar kemungkinan ia tak hanya kembali menjadi gubernur Jakarta berikutnya.

Baca Juga: Pilkada Jakarta: Pengamat Aditya Perdana Ungkap Peluang Anies Baswedan Maju Setelah RUU Pilkada Dibatalkan

Anies pun akan menjadi calon Presiden 2029 yang sangat kuat. Mungkin lebih kuat dibandingkan elektabilitasnya di tahun 2024.

Pertanyaannya, mengapa tak ada satu pun partai yang punya syarat mencalonkannya, tapi memilih tidak mencalonkannya?

Bahkan tiga partai yang dulu mengelu-elukannya dalam pilpres 2024: Nasdem, PKS, PKB, malah berpaling.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Pilkada Jakarta 2024: Anies Baswedan Kunjungi Kantor DPD PDI Perjuangan, Salat Zuhur Berjamaah Juga

Di Pilkada DKI 2024, Anies Baswedan dikalahkan justru sebelum kampanye dimulai.

Banyak analisis yang bisa dibuat. Salah satunya adalah kisah empat presiden. Mungkin bukan presidennya, tapi lingkarannya yang mengembangkan strategi “Politik Asal Jangan Anies.”

-000-

Baca Juga: Ahmad Basarah Sebut Anies Baswedan dan PDI Perjuangan Dipertemukan oleh Nasib yang Sama

Presiden pertama, presiden terpilih Prabowo berkali-kali mengutip itu. Betapa kinerjanya sebagai Menhan dinilai 11 persen oleh Anies dalam kampanye presiden tempo hari.

Lingkaran Prabowo tahu persis betapa Anies menjadi Gubernur DKI periode sebelumnya karena bantuan Prabowo.

Jika Anies menjadi gubernur DKI, 2024-2029, ia akan menjadi penantang sangat kuat bagi pencalonan kembali Prabowo di Pilpres 2029.

Baca Juga: Pilkada Jakarta 2024: Partai Buruh Akan Bersama PDI Perjuangan Dukung Anies Baswedan

Presiden kedua, presiden Jokowi sangat militan ingin memindahkan ibukota negara ke Kalimantan Timur.

Semua tahu persis, proses perubahan ibu kota agar sukses memerlukan konsolidasi mungkin 20 tahun.

Program Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara perlu didukung oleh presiden Indonesia selanjutnya hingga 20 tahun mendatang, ketika ibukota baru terkonsolidasi.

Baca Juga: Pilkada Jakarta 2024: PDI Perjuangan Dikabarkan Usung Anies Baswedan-Rano Karno, Netizen Riuh

Sementara Anies ketika menjadi Capres 2024, menjadikan IKN bukanlah program yang akan didukungnya. Itu yang tempo hari menjadi pembeda Anies dan Prabowo yang akan melanjutkan IKN.

Tentu bagi Jokowi dan pendukungnya, sikap politik Anies Baswedan terhadap IKN menjadi catatan penting.

Presiden ketiga, mantan presiden SBY juga memiliki kisah sendiri. Waktu itu, SBY sangat bersemangat.

Baca Juga: Pengamat Politik Asrinaldi: Anies Baswedan Sudah Waktunya Jadi Kader Partai

Betapa tidak, ia merasa sudah ada komitmen Anies akan berpasangan dengan AHY sebagai Capres dan Cawapres di Pilpres 2024. Tapi Anies malah berjodoh dengan Muhaimin Iskandar sebagai Capres dan Cawapres.

Kita sebagai orang luar tak tahu persis apa yang terjadi. Tapi kita tahu komentar kemarahan SBY waktu itu. Judul salah satu berita misalnya: “SBY Marah dan Kecewa ke Anies: Sekarang Saja Tak Jujur.” (1)

Presiden keempat, mantan presiden lain, Megawati, memiliki memori dengan Anies dalam Pilkada DKI 2017-2022. Waktu itu Anies mengalahkan calon PDIP: Ahok.

Baca Juga: Pilkada Jawa Barat 2024: PDI Perjuangan Akan Bikin Kejutan, Anies Baswedan?

Bukan kalah menang itu benar yang menjadi masalah. PDI Perjuangan diketahui partai yang sangat mementingkan nilai nasionalisme. Sementara dalam Pilkada DKI, Anies didukung oleh FPI dengan prinsip NKRI bersyariat.

Anies sendiri sejauh yang saya kenal seorang tokoh Islam moderat, yang modern, pro-demokrasi. Tapi kedekatannya dengan kubu NKRI bersyariat, walaupun misalnya hanya masalah taktik politik, meninggalkan memori yang membentuk citra politik agama dari Anies.

Tak tanggung-tanggung, sebanyak empat presiden jumlahnya, yang memiliki kisah “ngeri-ngeri sedap” dalam perjalanan politik Anies Baswedan.

Baca Juga: Pilkada Jawa Barat 2024, Ben Ibratama Tanur dari Tan Malaka Institute: Anies Bisa Menang Bila Diusung PDI Perjuangan

Mungkin bukan presidennya, tapi lingkaran dekatnya, yang membuat ancang-ancang membuat gerakan “Politik Asal Bukan Anies.”

Padahal, partai pendukungnya di Pilpres 2024 bisa menang mudah jika mengusung Anies sebagai calon gubernur Jakarta 2024: Nasdem, PKS, PKB.

Ketiga partai ini malah koor bersama meninggalkan Anies.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Pilkada Jawa Barat 2024: Anies Baswedan Diusung PDI Perjuangan

Ini aneh tapi nyata dalam dunia politik.

-000-

Habiskah karier Anies Baswedan di dunia politik?

Baca Juga: Pilkada Jawa Barat 2024, Ono Surono: Anies Baswedan Batal Diusung PDI Perjuangan Karena Ada Tekanan dari Mulyono dan Geng

Haruskah Anies mencari profesi lain sebagai akademisi, tokoh ormas, dan lain sebagainya?

Politik tak pernah berhenti memberi kejutan. Anies Baswedan memiliki modal politik yang sudah besar: dikenal publik di atas 90 persen. Disukai publik di atas 70 persen.

Anies tak mati di dunia politik sejauh ia berhasil menciptakan panggung baru. Misalnya ia memiliki organ dan isu yang membuatnya terus muncul hingga Pilpres 2029 kelak.

Siapa yang sesungguhnya akan hilang atau malah lebih berkibar kembali dalam politik praktis kadang tergantung momen. Dan momen itu acapkali datang dengan cara yang tak terduga.***

Jakarta, 30 Agustus 2024

CATATAN

(1) Kemarahan SBY pada Anies Baswedan: SBY Marah dan Kecewa ke Anies: Sekarang Saja Tak Jujur

Berita Terkait