Muhammad Yunus, Pemenang Nobel Perdamaian, Dilantik Sebagai Kepala Pemerintahan Transisi Bangladesh
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 09 Agustus 2024 05:45 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pemenang Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus mengucapkan sumpah jabatan pada Kamis, 8 Agustus 2024, untuk memimpin pemerintahan transisi beranggotakan 17 orang di Bangladesh.
Pelantikan Muhammad Yunus ini terjadi setelah berminggu-minggu protes di Bangladesh, yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan Liga Awami yang dipimpin oleh Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin mengambil sumpah Muhammad Yunus (84), dan 16 orang anggota timnya di kantor presiden di ibu kota Dhaka.
Baca Juga: Kemlu RI: Seorang Warga Indonesia Meninggal Akibat Kebakaran Hotel di Tengah Kerusuhan Bangladesh
Jabatan kepala pemerintahan transisi Bangladesh secara resmi disebut "penasihat utama."
Sebagian besar anggota pemerintahan transisi adalah teknokrat.
Tim ini juga mencakup dua individu dari kelompok mahasiswa yang memimpin protes yang memaksa Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri ke India pada Senin, 5 Agustus 2024.
Baca Juga: Menlu Jaishankar: Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina Berada untuk Sementara di India
Enam belas penasihat tersebut adalah, mantan gubernur bank sentral Bangladesh, Saleh Uddin Ahmed; Brigadir Jenderal (purnawirawan) M Sakhawat Hossain, pengajar di Universitas Dhaka, Asif Nazrul; pembela hak asasi manusia, Adilur Rahman Khan; pengacara dan pegiat lingkungan, Syeda Rezwana Hasan.
Selanjutnya adalah, Hasan Arif, Touhid Hossain, Supradeep Chakma, Dr. Bidhan Ranjan Roy, pemimpin Partai Islami Andolan, AFM Khalid Hasan; wali amanah Grameen Telecom, Nurjahan Begum; Sharmeen Murshid, Farooqui Azam, aktivis hak-hak perempuan, Farida Akhtar; serta dua koordinator gerakan mahasiswa Md Nahid Islam dan Asif Mahmud Shojib Bhuiyan.
Kepala Angkatan Darat Jenderal Waker-uz-Zaman mengumumkan pembentukan pemerintahan transisi setelah PM Sheikh Hasina melarikan diri.
Baca Juga: Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin Bubarkan Parlemen, Akhiri Pemerintahan PM Sheikh Hasina
Yunus sedang berada di Prancis ketika pengumuman pemerintahan transisi itu dibuat. Ia kembali ke Bangladesh pada Kamis.
"Bangladesh telah memulai hari kemenangan yang baru. Kita harus melangkah maju. Kami berterima kasih kepada mereka yang melakukannya, mereka (mahasiswa) menyelamatkan negara," kata Yunus setelah mendarat di Dhaka.
Bangladesh telah menyaksikan protes mahasiswa besar-besaran sejak bulan Juli dengan menentang kuota pekerjaan di layanan sipil yang kontroversial, yang menyebabkan lebih dari 400 orang tewas.
Shahabuddin membubarkan parlemen pada Selasa, 6 Agustus 2024, yang dipilih pada bulan Januari ketika Hasina menjadi perdana menteri untuk keempat kalinya.
Partai oposisi utama Bangladesh Nationalist Party (BNP) telah menuntut penyelenggaraan pemilu nasional dalam waktu tiga bulan ke depan untuk menyerahkan kekuasaan kepada perwakilan rakyat.
Ucapan Selamat Mengalir
Baca Juga: Jaksa Agung Bangladesh Amin Uddin Mengundurkan Diri, Alasannya Kesulitan Pribadi
Saat pemerintahan transisi dilantik, para pemimpin dari kawasan tersebut mengucapkan selamat kepada Yunus atas pengangkatannya.
Presiden Maladewa Mohamed Muizzu berharap agar rakyat Bangladesh mendapatkan persatuan, perdamaian, dan kemakmuran di bawah kepemimpinannya.
Perdana Menteri India Narendra Modi berharap agar "kondisi kembali normal dengan cepat, memastikan keselamatan dan perlindungan bagi umat Hindu dan semua komunitas minoritas lainnya."
Baca Juga: Pemimpin Oposisi Bangladesh, Khaleda Zia Ajak Massa Menahan Diri Dalam Masa Pemerintahan Transisi
"India tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan Bangladesh untuk mewujudkan aspirasi bersama dari kedua rakyat kita untuk perdamaian, keamanan, dan pembangunan," tulisnya di X (sebelumnya Twitter). ***