DECEMBER 9, 2022
Kolom

Denny JA Bicara tentang Universalisasi Pesan Agama di Forum Esoterika Acara Waisak Agama Buddha

image
Denny JA. (OrbitIndonesia/kiriman)

ORBITINDONESIA.COM - BBC membuat reportase pada tahun 2014. Aneka buku puisi Jalaluddin Rumi lebih laku di Amerika Serikat saat itu, bahkan dibandingkan buku puisi penyair Amerika Serikat dan dunia Barat sekalipun.

Mengapa? Padahal saat itu sentimen publik Amerika Serikat terhadap Islam cukup negatif? Bukankah Jalaluddin Rumi, penyair yang wafat 800 tahun lalu, juga berasal dari kawasan Islam?

Jalaluddin Rumi, melalui puisinya, berhasil melakukan dua hal sekaligus. Ia mampu mengekspresikan kandungan terdalam dari agama, dalam hal ini Islam.

Baca Juga: Iwan Partiwa: Denny JA dan Kreasi Lukisannya yang Berbasis Artificial Intelligence

Lalu ia lakukan UNIVERSALISASI pesan. Akibatnya, inti sari agama Islam itu bisa dinikmati oleh mereka yang tidak memeluk atau bahkan tidak percaya pada agama Islam.

Tepatnya, penerjemah karya Rumi, Coleman Barks, berhasil melepaskan Rumi dari teologi Islam, membuat pesan Rumi lebih universal, melampaui sekat-sekat agama. Barks sengaja mengemas puisi Rumi untuk masyarakat multi-teologi.

Kasus Rumi menjadi contoh success story pesan agama yang diuniversalkan.

Baca Juga: Ketua Umum SATUPENA Denny JA Menerima Anugerah Literasi Budaya IMLF 2024 Karena Promosikan Minang

-000-

Universalisasi pesan agama tidak hanya terjadi dalam Islam tetapi juga di agama lain.

Sebagai contoh, universalisasi ajaran Buddha terjadi di University of Michigan dan Google.

Baca Juga: Isti Nugroho: Kebermaknaan Lukisan AI Karya Denny JA

Di University of Michigan, tahun 1979, terutama di Departemen Medis, ada seorang bernama Jon Kabat-Zinn. Ia berhasil mempopulerkan jenis meditasi yang dia pelajari dari Buddha.

Halaman:

Berita Terkait