DECEMBER 9, 2022
Kolom

Bachtiar Aly: Quo Vadis Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif

image
Prof. Dr. Bachtiar Aly MA adalah mantan Dubes RI untuk Mesir, dan akademisi (Foto: MPR RI)

Kesimpulan

Bung Hatta sebagai salah satu founding father, pemikirannya  tentang politik luar negeri bebas aktif melampaui jamannya, dan terbukti betapa pentingnya menjalin kerjasama dengan berbagai negara, selain untuk menjaga kedaulatan negara juga untuk menjaga perdamaian dunia.

Kemajuan Indonesia di berbagai bidang dapat dicapai melalui kerjasama dengan banyak negara,  walaupun ada perbedaan ideologi. Setiap negara dapat menjadi mitra perdagangan dan pesaing. Karena itu setiap adanya ancaman, juga terdapat peluang. Keduanya datang silih berganti, tidak permanen.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Dewan Keamanan PBB Tidak Boleh Menoleransi Perang Apalagi Genosida di Palestina

Indonesia tidak terikat pada aliansi pertahanan yang memihak pada suatu kekuatan adidaya, tapi dapat melakukan kerja sama pertahanan dan latihan gabungan militer dengan banyak negara dengan tujuan menjaga stabilitas keamanan di tingkat nasional dan regional, misalnya terhadap gerakan terorisme internasional, perdagangan manusia, human trafficking, perdagangan narkoba, penyelundupan senjata, separatisme dan sebagainya.

Mengambil inisiatif seperti yang dilakukan Singapura, melalui Shangri-La Dialogue yang diikuti para menteri pertahanan banyak negara, termasuk dari AS dan China. Tujuannya adalah meredakan ketegangan melalui dialog antar negara-negara, seperti yang dilakukan Uni Eropa dengan menyelenggarakan Münchener Sicherheit Konferenz, Konperensi Keamanan München di Jerman.

Politik luar negeri Indonesia akan semakin kokoh, terarah pada upaya perdamaian dunia, menghadapi ancaman global seperti perubahan iklim, perang regional, kelangkaan energi dan  pangan, disrupsi teknologi, perubahan demografi dan sebagainya.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Uni Eropa Harus Konsisten Hormati Hukum Internasional di Isu Palestina dan Gaza

Stabilitas politik dan ekonomi negeri ini dapat berkesinambungan, dipimpin oleh mereka yang memiliki kemampuan tinggi, berpengalaman di berbagai bidang, didukung oleh seluruh kekuatan rakyat yang sejahtera dan diperlakukan adil.

Perwakilan Indonesia di luar negeri, baik sebagai duta besar di sebuah negara, maupun di perwakilan di berbagai lembaga internasional seperti PBB, Unesco, Unicef, ILO, G20, ASEAN, OKI, World Bank, IMF, WTO dan sebagainya dengan menempatkan mereka yang mumpuni untuk mewakili kepentingan nasional, termasuk melakukan lobby dan analisis perkembangan di masing-masing negara maupun perkembangan global di bidang ekonomi, politik, teknologi dan sebagainya.

Pilihan terbaik adalah dengan merekrut mereka yang pernah studi, hidup dan bekerja di negara terkait untuk melakukan tugasnya masing-masing. Mereka selain sangat menguasai bahasa dan budaya setempat, juga memiliki jejaring pertemanan dengan berbagai kalangan.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Hadiri Pertemuan di Doha yang Diinisiasi Sekjen PBB, Bahas Perkembangan di Afganistan

Politik luar negeri Indonesia yang selama ini telah berjalan dengan baik hendaknya dapat semakin ditingkatkan sesuai dengan perkembangan di tanah air yang mau tidak mau dipengaruhi oleh perkembangan internasional.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
Sumber: WhatsApp grup Satupena

Berita Terkait