Rinaldi Napitupulu: Hilirisasi Digital, Apakah Suatu Keniscayaan? (Bagian 2)
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 06 Februari 2024 07:52 WIB
Demikian juga dalam kasus Hilirisasi Digital, jangan sampai pengenalan akan konsumen (insight) bukan dijual sebatas data yang akan diperdagangan, tetapi melalui pengembangan PNBP berbasis supper apps dapat dimanfaatkan secara lebih maksimal bagi produsen produk dan jasa pengusaha dalam negeri melalui super apps.
Mungkin juga ada yang mempertanyakan, apakah ada negara yang pernah melakukan hal yang sama. Sebagai salah satu contoh mungkin dapat dilihat bagaimana Pemerintah kota Dubai mengembangkan pelayanan kota menggunakan supper apps.
Demikian pula pemerintah China, bagaimana BUMN membina UMKM, dilakukan dengan mengembangkan merchandising UMKM dengan memanfaatkan tracebility. Sehingga merchandising yang dijual bisa dihargai berbasis informasi bagaimana asal usul pembuatan atau sejarah barang tersebut dibuat dsbnya.
Baca Juga: Prabowo Subianto Ingin Wujudkan Cita-cita Jokowi Hilirisasi Semua Sektor
Hilirisasi Digital adalah suatu keniscayaan dan makin berkembang sejalan dengan inovasi. Disisi lain juga terbantu dengan kesiapan masyarakat mengadopsi digitalisasi sejalan dengan pemahaman Society 5.0. Pemerintah, masyarakat, pelaku bisnis, warga negara dan penduduk akan memperoleh manfaat.
Pengaturan Orkestrasi.
Sehingga perlu disusun Peta Perjalanan, Tahapan Pelaksanaan terlebih pengamanan sangat diperlukan. Sehingga peta peran masing-masing pemangku kepentingan dapat saling berbagi secara lebih baik, untuk mewujudkan Digital Society 5.0, sekaligus menghindari bertumbangannya bisnis start up yang didasarkan pada spekulasi terbatas.
Baca Juga: Jokowi Dikadali, Glen Ario Sudarto Mafia Nikel Ditangkap, Siapa Lagi Berikutnya
Sehingga pada akhirnya harapan mewujudkan Indonesia emas di 2045 berbasis Bonus Demografi dapat dipercepat dengan memanfaatkan talenta dan bisnis penunjang yang terbentuk dalam Hilirisasi Digital.
(Selesai) ***