Denny JA: Ilusi Melengserkan Jokowi, Hanya Untuk Diskusi yang Tak Bersambung dengan Realitas Politik
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 15 Januari 2024 12:22 WIB
Di bulan Desember 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran elektabilitasnya di angka 45,3 persen.
Di bulan Januari 2024, survei LSI Denny JA menyebut, dukungan kepada Prabowo-Gibran naik lagi, sudah menyentuh 46,6 persen.
Pasangan inilah yang paling berpotensi akan menjadi presiden dan wakil presiden 2024-2029.
Dan pasangan ini adalah hardliner pro-Jokowi. Susah sekali membayangkan Prabowo-Gibran ikut menari dalam gendang pelengseran Jokowi.
Alasan keempat dan ini yang paling penting, yang paling esensial, kita ini masih dalam situasi demokrasi yang mengalami transisi. Demokrasi kita masih goyah karena itu harus kita kukuhkan.
Dalam demokrasi yang labil, jangan pernah lagi kita memakzulkan presiden. Jika kita tak setuju padanya, kalahkan sang presiden dalam Pemilu berikutnya.
Baca Juga: Ekspresi Data Denny JA: Mayoritas Publik tidak Setuju dengan Prinsip Presiden sebagai Petugas Partai
Pemakzulan hanya akan melahirkan pemakzulan selanjutnya. Itu membuat situasi politik kita akan rawan. Tentu selalu ada pengecualian. Yaitu kecuali jika presiden memang melanggar hukum yang mencolok sekali. Juga terlihat di sana, mayoritas publik tidak puas dengan sang presiden.
Tapi bukankah situasi kini adalah kebalikannya?
Mayoritas justru puas kepada Presiden. Gerakan atau seruan pemakzulan Jokowi hanya asyik untuk diskusi, tapi tak bersambung dengan realitas politik. ***