Jarir: Batin Rempang Berdaulat, Membahas Himpunan Hukum Adat Indonesia di Masa Belanda
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 20 September 2023 07:40 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Terlepas dari soal masalah yang terjadi di Rempang saat ini, namun menarik menelisik sejarah tentang aktivitas penduduk dan batin di Pulau Rempang.
Pulau Rempang ini masuk dalam catatan VOC tahun 1710, 1712, 1714, 1722, 1741, 1742, 1746, 1767, 1769. Tahun 1850 Netscher pernah mengunjungi penduduk di pulau ini.
Bahwa di pulau Rempang ini ada penduduknya, dan ada batin sebagai pucuk (pimpinan) adat mereka. Mereka hidup sederhana, dan bersebati dengan alam. Teknologi dalam menangkap ikan juga masih sederhana.
Baca Juga: Karen Agustiawan Mantan Direktur Utama Pertamina, Resmi Ditahan oleh KPK dalam Kasus Korupsi LNG
Kemudian tahun 1930, Wink P melakukan kunjungan ke Pulau Rempang, disarikan dalam buku berjudul Verslag van een bezoek aan de Orang-Darat van Rempang op 4 Februari 1930 (Laporan Kunjungan ke Orang Darat Rempang tanggal 4 Februari 1930) menjelaskan, Batin Rempang (atau Boeton), yang mengadopsi Orang-Darat sebagai putranya dan memberikan pengaruh pada kelompok tersebut, berfungsi sebagai panduan.
Perjalanan melalui sampan melewati sebuah sungai kecil di hutan bakau sebelah selatan kampung Rempang. Setelah sampai di daratan, segera ada jalan setapak menuju ke kamp Orang-Darat, yang terdiri dari sekitar 7 pemukiman yang yang disebut "poendoeng".
Mereka bersama Batin Rempang masuk lebih jauh ke dalam hutan untuk melihat warganya. Kunjungan tim disambut beberapa orang, di antaranya 8 orang laki-laki bernama Sarip, Rotjoh, Alam, Timoer, Lentok, Otah, Sindah dan Tjano.
Juga, 12 perempuan bernama Oengkai, Timah, Okam, Djelima, Soeleh, Tjétjé, Piai, la, Panéh , Perak, Soebang dan Lengah (empat orang terakhir adalah janda) dan 16 orang anak (Benang, Boelan, Bintang, Oetjik, Adik, Monggoh, Kèdah, Gibang, Bidik, Abak, Dadik, semuanya perempuan dan Boental, Kanting, Toenggal, Oetoel, Akin, teman-teman).
Dari nama-nama mereka, tergambar nama-nama melayu. Timah (Fatimah). Perak, Abak, Tunggal, Buntal, Bulan, Bintang, Ocik, Lengah), adalah sebutan yang umum bagi Melayu.