Denny JA: Kakakku Berburu Kepala; Konflik Sampit, Suku Dayak versus Suku Madura, 2001
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 21 Juli 2022 12:33 WIB
Dari Sampit, bara api meletus, meluas.
Neraka menyebar ke Kuala Kayan, ke Palangkaraya, ke Kuala Kapus, ke Pangkalanbun.
Hanyi dan tokoh Dayak berseru:
“Ini hari, hari kebangkitan Suku Dayak. Kita bersihkan tanah leluhur kita dari orang Madura.”
Massa bersorak: “Hidup Dayak! Bangkit kembali Dayak.”
Mandau, parang, tombak diacung- acungkan ke langit.
Kepala- kepala manusia yang dipenggal adalah pemuas amarah, bagian dari ritus purba yang suci.
Baca Juga: Beberapa Manfaat yang Bisa Anda Dapatkan dengan Minum Kopi, Asalkan Teratur
Suku Madura tak menduga.
Begitu hebat gunung meletus.
Begitu ngeri ombak laut menggulung.
Ribuan burung- burung kematian, terbang, menakutkan di langit Kota Sampit.
Sebanyak 90 persen populasi Madura kabur,
menyelematkan diri.
Korban tewas meningkat.
Oh, 1300 jiwa melayang.
Langit, tanah, angin dan air di kota Sampit menjadi saksi.
Sebuah konflik etnik terbesar dalam sejarah Indonesia, berlangsung sudah.
Baca Juga: Beberapa Manfaat yang Bisa Anda Dapatkan dengan Minum Kopi, Asalkan Teratur