DECEMBER 9, 2022
Buku

Resensi Buku Guns, Germs, and Steel: Menyingkap Peta Kemenangan dan Membaca Ulang Guns, Germs, and Steel (1997)

image
Sumber Buku: https://www.gramedia.com/products/guns-germs-steel-new?srsltid=AfmBOorheO8ieMCjLM5eAdA6695Dn9ZBBR0V__Fl6L6KhMcncPY3lopF

Dunia yang Tidak Seimbang: Mitos Kemenangan dan Kewajiban Mengingat.

Membaca buku ini hingga akhir, kita bukan hanya diajak melihat kembali sejarah dunia dengan sudut pandang baru. Kita juga dipaksa untuk mengakui bahwa dunia ini tidak pernah adil sejak awal.

Kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang bukan hanya karena korupsi atau ketidakefisienan, tapi karena struktur dunia telah berat sebelah sejak ribuan tahun lalu.

Baca Juga: Resensi Buku Age of Empire: 1875–1914: Sihir Kekuasaan dan Darah Koloni

Diamond tidak menyalahkan siapa pun secara pribadi. Tapi justru karena itulah, analisisnya begitu mencemaskan. Ia memberi kita narasi global yang tampak netral, tapi sarat implikasi: bahwa perbedaan kekuasaan hari ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang ketimpangan geografis, epidemiologis, dan agrikultural.

Negara-negara tropis, misalnya, sejak awal menghadapi lebih banyak tantangan pertanian, penyakit endemik, dan iklim yang menghambat penyimpanan hasil panen. Maka ketika revolusi industri meledak di Eropa, dunia lainnya masih disibukkan oleh pertarungan harian dengan alam.

Buku ini bukanlah undangan untuk pesimis. Justru sebaliknya, ia membuka jalan menuju pemahaman yang lebih adil. Jika kita mengerti bahwa kemajuan bukan semata soal kerja keras, maka kita bisa berhenti menyalahkan yang tertinggal sebagai "malas" atau "terbelakang."

Baca Juga: Resensi Buku Harus Bisa!: Membaca SBY, Mengupas Kekuasaan dengan Senyum dan Strategi

Kita bisa mulai merancang kebijakan yang memperhitungkan ketimpangan historis dan ekologis, bukan sekadar menaikkan target pertumbuhan.

Namun di sisi lain, Guns, Germs, and Steel juga memunculkan semacam kekosongan filosofis. Karena jika segalanya ditentukan oleh lingkungan, lalu di manakah kehendak bebas manusia? Apakah sejarah hanya alur deterministik dari geografi?

Di sinilah kritik terhadap buku ini sering diarahkan: terlalu ekologi-sentris, terlalu struktural, terlalu tak memberi ruang bagi subjektivitas budaya atau perlawanan manusia terhadap takdirnya.

Baca Juga: Resensi Buku Bayangan yang Tumbuh dari Revolusi: Membaca The New Class (1957) Karya Milovan Djilas

Tapi mungkin itu jugalah tantangan terbesar yang ditawarkan Diamond: untuk merekonstruksi sejarah dunia bukan sebagai kisah kebesaran satu bangsa atau pahlawan, tapi sebagai kisah akumulasi takdir ekologis yang panjang dan tak merata.

Halaman:

Berita Terkait