Resensi Buku Bayangan yang Tumbuh dari Revolusi: Membaca The New Class (1957) Karya Milovan Djilas
- Penulis : Irsyad Mohammad
- Senin, 04 Agustus 2025 16:45 WIB

ORBITINDONESIA.COM- The New Class: An Analysis of the Communist System karya Milovan Djilas (1957) bukan sekadar sebuah buku; ia adalah semacam pengakuan berdarah dari dalam jantung kekuasaan, ditulis oleh seseorang yang tak hanya menyaksikan tetapi turut membangun istana ideologis yang kelak ia bongkar sendiri dengan pena. Buku ini adalah salah satu buku yang berpengaruh dalam sejarah Perang Dingin (1947-1991), sebab penulisnya sendiri adalah salah satu Founding Fathers Yugoslavia.
Djilas adalah seorang revolusioner komunis dari Montenegro, ia berjuang bersama Josip Broz Tito dalam Perang Dunia II melawan pendudukan Nazi Jerman, Fasis Italia, serta melawan Chetnik kelompok ekstrimis Serbia, dan rezim Ustaše yang merupakan pemerintahan fasis Kroasia yang menjadi boneka kelompok fasis di Yugoslavia.
Djilas adalah salah seorang Jenderal bintang 3 di Partisan Yugoslavia, ketika Yugoslavia terbentuk ia menjadi ideolog Partai Liga Komunis Yugoslavia. Djilas bersama Edvard Kardelj menjadi ideolog Liga Komunis Yugoslavia. Namun dalam perjalanan sejarahnya Djilas pecah kongsi dengan Tito, hingga ia menulis buku ini yang mengkritik tajam sistem komunisme bukan saja di Yugoslavia namun di seluruh negara komunis.
Baca Juga: Resensi Buku Kebangkitan Syiah: Islam, Konflik, dan Masa Depan
Ironis, ia menjadi lawan ideologi yang ia perjuangkan dan berakhir menjadi tahanan politik. Kendati demikian, Josip Broz Tito menghargainya sebagai mantan kamerad yang pernah berjuang bersama di medan perang, ia tidak membunuhnya ataupun menyiksanya sampai mati. Hal ini yang membedakan Tito dengan diktator komunis lainnya seperti Joseph Stalin.
Revolusi yang Memakan Anaknya Sendiri.
Tak semua pengkhianatan lahir dari niat jahat. Kadang ia tumbuh dari cinta yang terlalu dalam pada sebuah cita-cita yang kemudian retak. Milovan Djilas adalah salah satu dari mereka yang mencintai revolusi, lalu terbangun dari mimpinya saat mendapati bahwa revolusi yang telah diperjuangkannya, dengan darah dan harapan, telah melahirkan anak haram: sebuah kelas penguasa baru yang tak kalah rakus dari tiran yang mereka gulingkan.
Baca Juga: Resensi Buku Age of Empire: 1875–1914: Sihir Kekuasaan dan Darah Koloni
Buku The New Class, diterbitkan pada tahun 1957 di Barat setelah Djilas dijebloskan ke penjara oleh negara komunisnya sendiri, bukan sekadar sebuah karya politik. Ia adalah semacam kitab pertobatan yang getir, ditulis dengan kejernihan yang hanya bisa lahir dari seseorang yang pernah berada di lingkaran terdalam kekuasaan.
Tidak ada teori rumit atau jargon revolusioner yang membingungkan; yang ada hanyalah pengakuan jujur dan brutal bahwa sistem yang dibangun atas nama keadilan justru telah menumbuhkan ketidakadilan jenis baru—lebih rapi, lebih terorganisir, dan lebih sulit dibantah karena dibungkus dalam moralitas ideologi.
Djilas, sebagai mantan pejabat tinggi Partai Komunis Yugoslavia dan salah satu tangan kanan Tito, tidak berbicara dari jarak aman. Ia adalah bagian dari sistem itu sendiri. Ia pernah berdiri di podium revolusi, menyerukan emansipasi dari belenggu kapitalisme, dan mengangkat panji keadilan sosial.
Baca Juga: Resensi Buku Harus Bisa!: Membaca SBY, Mengupas Kekuasaan dengan Senyum dan Strategi
Tapi dalam perjalanannya, ia menyaksikan bagaimana partai yang dulu memperjuangkan kaum tertindas malah berubah menjadi mesin penindas. Ia menyaksikan munculnya “kelas baru”—sebuah kasta birokratik yang mengontrol alat produksi, distribusi, media, pendidikan, dan bahkan moralitas. Mereka tidak disebut borjuasi, tapi fungsi mereka identik: memonopoli kekuasaan dan sumber daya atas nama rakyat.