
Justin Hurwitz adalah komposer musik di balik La La Land (2016), dan La La Land in Concert (2025). Ini film musikal ikonik karya Damien Chazelle.
Persahabatan dan kolaborasi mereka dimulai sejak masa kuliah di Harvard, menciptakan sinergi luar biasa dalam menghidupkan mimpi lewat musik.
Hurwitz menyusun skor yang memadukan jazz klasik dengan melodi kontemporer. Ia menghasilkan lagu-lagu seperti City of Stars dan Audition (The Fools Who Dream) yang menggugah jiwa.
Baca Juga: Analisis Ekonomi: Penurunan Peringkat Kredit AS Tambah Tekanan pada Ekonomi
Musiknya bukan sekadar latar, tapi denyut nadi narasi—menyuarakan harapan, cinta, dan kehilangan.
Karya ini membawanya meraih dua Piala Oscar dan menegaskan posisinya sebagai komposer generasi baru yang brilian dan puitis.
Di Indonesia, Musik dipersembahkan oleh Twilite Orchestra di bawah arahan Maestro Addie MS.
Baca Juga: Analisis Denny JA: Setelah Amerika Serikat Menjatuhkan Bom ke Iran
Di tengah denting piano dan melodi “City of Stars”, kita kembali bertemu Mia, barista yang bercita-cita menjadi aktris.
Juga Sebastian, pianis jazz puritan yang ingin menyelamatkan genre musik yang ia cintai. Mereka bertemu di Los Angeles—La La Land—kota yang menjanjikan mimpi dan menagih realitas sebagai harga.
Pertemuan mereka bukan cinta pada pandangan pertama. Tapi pelan, seperti lagu jazz, hubungan itu tumbuh, melengkung, dan mengimprovisasi diri.
Baca Juga: Analisis Denny JA: Indonesia Jadi Tempat Paling Aman Jika Pecah Perang Dunia Ketiga
Mereka mulai saling menyemangati, saling membakar semangat, saling mendorong untuk tidak menyerah pada dunia yang sering kejam pada pemimpi.