Catatan Denny JA: Awal Kemajuan China dan Revolusi Damai Deng Xiaoping
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 24 Juli 2025 08:10 WIB

Visi “Made in China 2025” adalah kelanjutan dari blueprint Deng: modernisasi, bukan imitasi.
Cina mungkin belum sepenuhnya mengungguli Amerika, tapi ketika ekonomi Tiongkok akhirnya menjadi nomor satu dunia (diprediksi sebelum 2035 oleh PwC), lonceng kemenangan akan berdentang jauh ke makam Deng Xiaoping.
Ia tidak pernah mengenal kata metaverse atau cloud computing, tapi ia menciptakan mentalitas bangsa yang siap berubah, cepat beradaptasi, dan tak kenal takut pada masa depan.
Di akhir hidupnya, Deng tidak meminta patung. Ia tidak menggelar parade. Ia hanya ingin makan sederhana dan mendengar kabar panen.
Seperti air yang mengalir tanpa suara, ia mengubah lanskap sejarah tanpa gempita.
Ia bukan penyair, tapi puisinya adalah Cina modern. Ia bukan nabi, tapi rakyatnya menyebut namanya dengan hormat. Ia bukan dewa, tapi dunia tunduk pada hasil karyanya.
Baca Juga: Analisis Denny JA: Setelah Amerika Serikat Menjatuhkan Bom ke Iran
Dan dari sebuah desa sunyi di Anhui, hingga pusat AI di Hangzhou, Deng membuktikan satu hal:
Sejarah tidak selalu ditulis oleh pemenang perang. Kadang, ia ditulis oleh mereka yang berani berpikir berbeda.
-000-
Baca Juga: Analisis Denny JA: Indonesia Jadi Tempat Paling Aman Jika Pecah Perang Dunia Ketiga
Filosofi Utama: Keberanian Menjadi Lentur