Catatan Denny JA: Awal Kemajuan China dan Revolusi Damai Deng Xiaoping
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 24 Juli 2025 08:10 WIB

Mengapa Cina Mampu Melompat Jauh Ke depan? (1)
ORBITINDONESIA.COM - Di musim dingin tahun 1978. Malam membeku di Desa Xiaogang, Provinsi Anhui.
Di balik gelap dan bisu malam, delapan belas petani berkumpul di pondok bambu yang sederhana. Mereka menandatangani perjanjian diam-diam, tak dengan pena mewah, tapi dengan sidik jari mereka, di atas secarik kertas robekan buku tulis.
Apa yang mereka lakukan sangat berbahaya: membagi lahan kolektif menjadi milik keluarga. Jika diketahui negara, hukuman mereka bisa lebih berat daripada sekadar penjara. Mereka bisa “dilenyapkan” oleh revolusi.
Namun malam itu, ketakutan akan kelaparan mengalahkan rasa takut terhadap peluru.
Tanpa mereka sadari, gerakan sunyi itu akan membelah zaman. Seperti batu pertama yang dilempar ke permukaan danau, riak kecil itu mencapai Beijing.
Baca Juga: Analisis Denny JA: Setelah Amerika Serikat Menjatuhkan Bom ke Iran
Dan dari ibu kota, seorang lelaki mungil bernama Deng Xiaoping melihat peristiwa itu bukan sebagai pelanggaran, apalagi ancaman, melainkan kemungkinan untuk perubahan.
Sejarah dimulai bukan dengan genderang perang, tetapi dengan bunyi pena yang bergetar di tengah sunyi desa.
-000-
Baca Juga: Analisis Denny JA: Indonesia Jadi Tempat Paling Aman Jika Pecah Perang Dunia Ketiga
Ketika Deng Xiaoping kembali ke tampuk kekuasaan pasca wafatnya Mao Zedong pada 1976, ia mewarisi reruntuhan.