DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Awal Kemajuan China dan Revolusi Damai Deng Xiaoping

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

• Tentang desa yang dulu gelap gulita kini terang oleh panel surya dan WiFi.

Cina bukan hanya tumbuh. Ia melompat—dari era bajak sapi ke era satelit.

-000-

Baca Juga: Inilah Pengantar Buku Imam Qalyubi “Analisis Semiotik, Linguistik dan Intertekstualitas Terhadap 15 Puisi Esai Denny JA”

Paradoks Deng: Sosialisme dengan Wajah Kapitalisme

Deng adalah paradoks yang berjalan. Ia mendukung pasar bebas, tapi menolak demokrasi liberal. Ia membuka Cina untuk investasi asing, tapi tetap menjaga peran Partai Komunis.

Apakah Deng seorang kapitalis terselubung?

Baca Juga: Analisis Denny JA: Setelah Amerika Serikat Menjatuhkan Bom ke Iran

Tidak. Deng adalah pragmatis murni. Ia percaya bahwa efektivitas lebih penting dari kesucian ideologi. 

Dalam pikirannya, sosialisme bukan dogma, melainkan kendaraan. Jika kendaraan itu mogok, maka mesinnya harus diganti—tanpa membuang arah.

Ia menolak “sorga ideologi” yang membuat rakyat mati kelaparan. Baginya, keadilan bukan membagi kemiskinan, tapi membagi kemakmuran.

Baca Juga: Analisis Denny JA: Indonesia Jadi Tempat Paling Aman Jika Pecah Perang Dunia Ketiga

Ketika Cina masuk ke WTO pada 2001, banyak negara Barat berharap sistem komunis akan lunak, dan demokrasi akan masuk bersama modal. 

Halaman:

Berita Terkait