Sejarah Indonesia dan Dunia yang Berdenyut dalam Tujuh Puisi Esai Denny JA
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 03 Juli 2025 06:44 WIB

Ia menyadarkan kita bahwa tanpa empati dan pemulihan, kebebasan hanyalah tirai ilusi di panggung luka yang tak kunjung reda.
Link bukunya bisa diakses:
https://drive.google.com/file/d/1xGrTptdlDqlUN3STvwIcoYyc_sNv_Vtn/view?usp=sharing
Baca Juga: Catatan Denny JA: Israel Melawan Iran, Perang Strategis, Ideologis, Bahkan Spiritual
-000-
4. Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (2024)
Kemerdekaan 1945 adalah nyala yang menggetarkan. Tapi di balik gemuruh proklamasi, ada mereka yang dilupakan sejarah: para jugun ianfu, romusha, nyai, dan anak-anak tanpa ayah yang dilahirkan dari hubungan paksa kolonial.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Sejarah tak Menceritakan yang Sebenarnya
Buku ini mengangkat 15 puisi esai dari sudut pandang korban-korban tak bersuara di masa kemerdekaan.
Ada Lastri, perempuan remaja yang dijadikan budak seks tentara Jepang; Samin, pekerja paksa yang mati di jalur Anyer–Panarukan; dan ibu dari Ciawi yang mencari anaknya yang dibuang karena berdarah Belanda.
Denny JA menulis bukan dengan tinta sejarah resmi, tapi dengan air mata para penyintas. Ia menghadirkan kemerdekaan dari sisi yang jarang dilihat: bahwa tak semua orang merdeka ketika bendera dikibarkan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ujung Perang Israel Lawan Iran, Perang Tak Henti atau Solusi Dua Negara?
Gagasan utamanya adalah bahwa sejarah bukan hanya milik mereka yang menang, tapi juga mereka yang tercecer. Buku ini menolak lupa.