DECEMBER 9, 2022
Buku

Sejarah Indonesia dan Dunia yang Berdenyut dalam Tujuh Puisi Esai Denny JA

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

2. Kutunggu di Setiap Kamisan (2018)

Buku ini kisah tentang mereka yang terus menunggu—dalam diam, dalam doa, dalam bayang-bayang Istana. 

Terinspirasi dari Aksi Kamisan yang dilakukan para keluarga korban pelanggaran HAM berat, buku ini menyoroti seorang tokoh fiktif bernama Lina, istri aktivis yang hilang sejak Mei 1998.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Israel Melawan Iran, Perang Strategis, Ideologis, Bahkan Spiritual

Selama lebih dari 400 Kamis, Lina datang mengenakan pakaian serba hitam dan syal kuning, berdiri di depan Istana tanpa spanduk dan orasi. 

Ia tak berteriak, tapi tubuhnya bercerita: tentang cinta yang tak mau dilupakan, dan luka yang tak bisa dikubur.

Melalui puisi esai, Denny JA merajut kisah ratusan keluarga yang kehilangan: dari penghilangan paksa, trauma Tragedi 1965, hingga represi yang diwariskan antargenerasi. Buku ini bukan sekadar dokumentasi.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Sejarah tak Menceritakan yang Sebenarnya

Ia adalah perlawanan dari yang tak bisa bersuara.

Gagasan utamanya menunggu pun bisa menjadi revolusi. Dalam keheningan itu, terkandung seruan: keadilan tak boleh dibiarkan menjadi fosil sejarah.

Link bukunya bisa diakses:

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ujung Perang Israel Lawan Iran, Perang Tak Henti atau Solusi Dua Negara?

https://drive.google.com/file/d/1NnNQIkUg8OB9fDjpWEfIvXY6M2A0imdX/view?usp=sharing

Halaman:

Berita Terkait