Catatan Denny JA: Ketika Sejarah tak Menceritakan yang Sebenarnya
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 17 Juni 2025 08:17 WIB

Loewen menunjukkan bahwa rasisme bukan sekadar bagian kecil dari sejarah, melainkan struktur yang menopang berdirinya institusi negara.
Dari perbudakan yang menjadi fondasi ekonomi Amerika, segregasi hukum dalam Jim Crow Laws, hingga ketimpangan pendidikan dan perumahan yang diwariskan hingga kini.
Itu semuanya bagian dari sistem yang melanggengkan diskriminasi rasial.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Ketika Kita Diam Saja Melihat 1300 Anak-anak Dibunuh
Namun dalam buku pelajaran, isu ini direduksi atau bahkan dihapus sama sekali.
Murid-murid diajari bahwa rasisme adalah kesalahan individu, bukan sistemik.
Loewen mengecam ini sebagai bentuk pembungkaman terhadap penderitaan sejarah yang belum selesai.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Kisah Nabi Ibrahim dan Rockefeller yang Sayang Anak, Sebuah Renungan Iduladha
Ia menunjukkan bagaimana penghapusan ini merugikan semua pihak: siswa kulit putih dibesarkan tanpa empati dan kesadaran sejarah, sementara siswa kulit hitam tumbuh tanpa narasi yang mencerminkan realitas mereka.
Lebih buruk lagi, tanpa memahami akar sejarah ketimpangan, masyarakat akan terus mengulangnya.
Rasisme bukan sekadar masa lalu yang kelam, tetapi bayang-bayang yang terus membentuk kebijakan dan sikap sosial hari ini.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Elon Musk Pun Serukan Pemecatan Donald Trump
Loewen menyerukan agar sejarah rasisme diakui secara jujur, tanpa peringanan, agar penyembuhan kolektif bisa terjadi.