DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Israel Melawan Iran, Perang Strategis, Ideologis, Bahkan Spiritual

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Namun perang ini juga spiritual. Musa, Isa, dan Muhammad pernah menapakkan kaki di tanah yang kini diguncang rudal. Di sana kitab suci diturunkan. Di sana harapan pernah tumbuh.

Kini, di tanah suci itu, sirine lebih nyaring dari doa. Dan ketika darah menetes di atas kitab suci, kita tahu: ini lebih dari sekadar konflik politik.

Ini adalah perang atas makna.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Elon Musk Pun Serukan Pemecatan Donald Trump

Dan siapa pun yang menang, mungkin hanya akan mewariskan kehampaan.

-000-

Di era algoritma yang bisa menulis puisi, kita hidup dalam ironi: manusia semakin cerdas, tapi jiwa perangnya semakin purba.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Royalti Lagu di Indonesia dan Kisah Keenan Nasution Menuntut Rp24,5 Miliar

Kita punya AI yang bisa memetakan bencana, menyelamatkan pasien, menyusun simfoni. Tapi kita masih memilih darah sebagai alat penyelesaian.

Apakah semua ini perlu? Apakah doa kalah oleh rudal? Apakah manusia cukup berani berdiri di antara dua kutukan: dendam dan kekuasaan?

“Dan bumi pun menangis, bukan karena langit membenci, tetapi karena manusia lupa bahwa darah adalah bahasa yang paling sunyi.”

Baca Juga: Catatan Denny JA: Jika Sebuah Nada Diberi Hak

Dunia harus memilih.

Halaman:

Berita Terkait