DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Israel Melawan Iran, Perang Strategis, Ideologis, Bahkan Spiritual

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

ORBITINDONESIA.COM - Di setiap ledakan, ada anak yang kehilangan ayah. Di setiap rudal yang diluncurkan, ada mimpi dunia yang lebih damai yang ikut terbakar.

Israel dan Iran. Dua bangsa dengan sejarah panjang dan sakral. Dua negara yang kini terperangkap dalam labirin dendam yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Padahal tanah mereka dipenuhi jejak para nabi: Musa, Isa (Yesus), dan Muhammad. Tapi di antara masjid, gereja, dan sinagoge, gema doa suci kian tergantikan oleh deru drone dan protokol militer.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Elon Musk Pun Serukan Pemecatan Donald Trump

Kini, di atas tanah yang sama, software pengintaian menggantikan kitab suci. Dan yang tersisa hanyalah nyala api dari kemarahan purba.

-000-

Ada saat dalam sejarah ketika keputusan perang tak lagi soal strategi, tapi tentang ketakutan yang menjelma menjadi keputusasaan.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Royalti Lagu di Indonesia dan Kisah Keenan Nasution Menuntut Rp24,5 Miliar

Serangan Israel ke Iran pada Juni 2025 bukanlah ledakan spontan. Ia adalah kulminasi dari ketegangan yang telah disulam selama puluhan tahun. Sebuah perang pencegahan. Sebuah sinyal bahwa waktu, menurut Israel, hampir habis.

Badan intelijen—Mossad dan CIA—melaporkan bahwa Iran telah melintasi ambang kritis: uranium telah diperkaya hingga tingkat senjata. [^1]

Jika dibiarkan, hanya tinggal selangkah lagi menuju bom nuklir. Dan bagi Israel, itu berarti akhir dari keunggulan pencegahan yang menjadi tulang punggung strategi pertahanannya.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Jika Sebuah Nada Diberi Hak

Yang diserang pun bukan sembarang target. Operasi “Rising Lion” menghantam Natanz, pusat pengayaan uranium; Parchin, tempat riset rudal balistik; hingga markas IRGC di Teheran Selatan.

Halaman:

Berita Terkait