Catatan Denny JA: Israel Melawan Iran, Perang Strategis, Ideologis, Bahkan Spiritual
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 14 Juni 2025 14:43 WIB

Dan sejarah, sekali lagi, mungkin akan mencatat: yang pertama kali kalah bukanlah Iran atau Israel, tapi harapan. Dan anak-anak yang malam itu kehilangan rumah, dan langit penuh bintang.
Kadang, atas nama pertahanan, manusia justru menciptakan kehancuran yang tak bisa ditarik kembali.
-000-
Baca Juga: Catatan Denny JA: Elon Musk Pun Serukan Pemecatan Donald Trump
Mengapa perang ini kaya dimensi?
Di balik ledakan dan drone, konflik Israel–Iran menyimpan tiga lapisan terdalam sejarah manusia: strategi, ideologi, dan spiritualitas.
Secara strategis, ini adalah tentang eksistensi. Israel, negara kecil yang lahir di tengah permusuhan, melihat senjata nuklir Iran sebagai ancaman final. Satu rudal ke Tel Aviv bisa melumpuhkan separuh negeri.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Royalti Lagu di Indonesia dan Kisah Keenan Nasution Menuntut Rp24,5 Miliar
Sementara Iran melihat nuklir bukan sekadar senjata, tapi lambang martabat nasional. Setelah trauma intervensi Barat dan pembunuhan ilmuwan mereka, nuklir adalah simbol kebangkitan.
Secara ideologis, ini benturan dua dunia. Iran, dengan semangat Revolusi Islam 1979, menolak dominasi Barat dan mendukung solidaritas pan-Islamis.
Israel berdiri di atas fondasi Zionisme—impian abadi bangsa Yahudi untuk kembali ke tanah leluhur setelah diaspora dan Holocaust.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Jika Sebuah Nada Diberi Hak
Mereka bukan hanya negara. Mereka adalah gagasan. Dan gagasan seringkali lebih keras dari peluru.