DECEMBER 9, 2022
Internasional

China Minta Uni Eropa Dukung Liberalisasi Perdagangan Versi WTO

image
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Senin, 14 April 2025. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

"Mengingat perubahan lanskap internasional, EU juga telah menjadi pendukung kuat reformasi yang bermakna untuk memastikan perdagangan berbasis aturan dan kerja sama internasional dengan WTO sebagai intinya dapat terus berkembang," kata Machado.

Dalam konteks tersebut, EU menyesalkan pengenalan tarif sewenang-wenang yang memengaruhi semua anggota WTO.

"Tarif tersebut melanggar komitmen WTO dan aturan serta prinsip dasar Organisasi ini. Pesan EU jelas, Eropa dapat diandalkan, dapat diprediksi, dan terbuka untuk bisnis yang adil. Komitmen kuat kami terhadap perdagangan berbasis aturan dan WTO merupakan landasan utama pendekatan tersebut," tegas Machado.

Baca Juga: Komisi Eropa: Tak Ada Alasan Pengenaan Tarif AS Buat Ekspor Uni Eropa

Sedangkan dalam Deputi Perwakilan Tetap EU untuk WTO Hiddo Houben dalam pernyataannya pada Rabu (9/4) mengatakan EU sangat prihatin dengan penerapan tarif universal dan sektoral oleh pemerintah AS yang memengaruhi semua anggota WTO, termasuk EU.

"Ini merupakan pukulan telak bagi ekonomi dunia dan sistem perdagangan multilateral. Tarif tersebut bertentangan dengan aturan dan prinsip paling dasar WTO, dan tidak dapat dibenarkan oleh keamanan nasional," kata dia.

Pemerintah China telah menetapkan tarif impor sebesar 125 persen per 12 April 2025 atas barang-barang asal Amerika Serikat meski tetap menyampaikan opsi dialog dengan azas kesetaraan tetap terbuka.

Baca Juga: Wapres AS JD Vance Kritik Pendekatan Regulasi Uni Eropa terhadap AI yang Dianggap Berlebihan

Nilai tarif tersebut naik dari tadinya sebesar 84 persen sekaligus menjadi respon atas penerapan tarif timbal balik yang disampaikan oleh pemerintah AS pada Kamis, 10 April 2025 yang mengenakan pungutan 125 persen atas barang-barang asal China.

Padahal pada Rabu, 9 April 2025, Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif timbal balik ke lebih dari 75 negara mitra dagang AS, tapi mengecualikan China dari kebijakan itu.

Berdasarkan perhitungan, Trump sesungguhnya sudah menerapkan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang asal China yaitu tarif timbal balik sebesar 125 persen ditambah tarif terkait fentanil sebesar 20 persen yang diberlakukan pada Februari dan Maret lalu.

Baca Juga: Menlu Prancis Jean-Noel Barrot: Kunjungan Presiden Macron ke Indonesia Kuatkan kerja sama ASEAN - Uni Eropa

Namun kemudian Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (US Customs and Border Protection) pada Jumat (11/4) mengumumkan bahwa perangkat-perangkat seperti ponsel pintar, komputer, kartu memori, sel surya, dan semikonduktor lainnya dikecualikan dari kebijakan tarif mulai 5 April 2025.

Halaman:

Berita Terkait