Prabowo Tegaskan Indonesia Tetap Netral, Berharap AS dan China Mencapai Kesepakatan
- Penulis : M. Ulil Albab
- Sabtu, 12 April 2025 07:00 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan posisi pemerintah Indonesia yang tetap netral atau tidak berpihak dalam menyikapi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China di mana kedua negara saling mengenakan kenaikan tarif impor.
Usai menjadi pembicara dalam forum diskusi Antalya Diplomacy Forum (ADF) yang diselenggarakan di Kota Antalya, Turki, pada Jumat, 11 April 2024, sore waktu setempat, Presiden Prabowo berharap kedua negara dapat mencapai kesepakatan.
"Saya harap pada akhirnya mereka akan mencapai semacam kesepakatan, saya harap," kata Presiden Prabowo dalam wawancara singkat kepada media di Antalya, Turki, Jumat waktu setempat.
Baca Juga: Prabowo Subianto Telah Meminta Waktu Trump untuk Bertemu
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak akan memihak antara AS maupun China, serta menganggap kedua negara merupakan mitra dagang yang baik.
Kepala Negara bahkan ingin Indonesia menjadi jembatan kedua negara yang saling menaikkan tarif impor tersebut.
"Tidak, tidak (memihak). Kami menghormati semua negara. Kami menganggap China sebagai teman baik kami, kami juga menganggap AS sebagai teman baik. Kami ingin menjadi jembatan," kata Presiden.
Baca Juga: Prabowo Subianto Ungkap Strateginya Kelola Ketegangan di Laut China Selatan
Saat ditanya lebih lanjut soal kemungkinan Indonesia akan memutus kerja sama dengan China, dan beralih ke Amerika Serikat, Presiden menegaskan bahwa hal itu tidak akan terjadi.
Presiden menekankan hubungan bilateral Indonesia dan China, termasuk sebagai mitra dagang sudah terlalu dekat.
"Tidak, tidak mungkin (memutus kerja sama). Tidak mungkin. China sudah terlalu dekat dengan Indonesia," kata Prabowo.
Baca Juga: Prabowo Subianto Ungkap Pengalaman Pribadi sebagai Bukti Komitmen Demokrasi dan Supremasi Hukum
Adapun berdasarkan informasi yang dihimpun, perang dagang antara AS dan China semakin memanas. Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif resiprokal terhadap barang impor dari China dengan kenaikan tarif hingga menjadi 145 persen.