Prabowo Kirim Burung Hantu, Petani Majalengka Jawa Barat Panen Harapan Baru
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 13 April 2025 14:02 WIB

Langkah serupa juga telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dengan membangun sebanyak 25 rubuha secara masif sebagai bagian dari gerakan konservasi.
Masih pada periode yang sama, 40 rumah burung hantu dibangun di Karawang sebagai bagian dari program nasional Kementerian Pertanian. Meskipun jumlahnya belum memenuhi rasio ideal, program ini disambut baik oleh petani karena mampu mengurangi biaya pestisida yang selama ini membebani produksi.
Sementara itu, di Rejang Lebong, Bengkulu, Kementerian Pertanian pada saat itu juga menyerahkan tiga pasang burung hantu kepada kelompok tani sebagai simbol pendekatan ekologis. Para petani diberi pemahaman bahwa setiap malam, burung hantu bisa membunuh lebih dari 20 ekor tikus, bukan hanya untuk makan, tetapi juga sebagai bentuk pertahanan teritorial.
Baca Juga: Pilkada Riau 2024: Abdul Wahid Berkomitmen Bikin Petani Kelapa Indragiri Hilir Sejahtera
Peneliti Ahli Madya sekaligus Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yudhistira Nugraha mengatakan burung hantu (Tyto alba) memiliki kemampuan memangsa tikus dalam jumlah signifikan.
Yudhistira menjelaskan bahwa seekor burung hantu dewasa memiliki kemampuan memangsa beberapa ekor tikus setiap malam. Namun, ia mengingatkan bahwa dalam kondisi ledakan populasi tikus, kehadiran burung hantu saja tidak akan cukup efektif.
Menurutnya, strategi pengendalian yang terpadu diperlukan agar populasi tikus dapat ditekan secara cepat sebelum akhirnya dikendalikan secara alami oleh predator seperti burung hantu.
Baca Juga: Petani Bambu di Kabupaten Lebak Banten Mampu Tumbuhkan Ekonomi Keluarga
Keberhasilan program ini, menurut Yudhistira, tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan aktif petani, edukasi yang memadai, serta dukungan regulasi dan fasilitasi pemerintah. Salah satu aspek penting adalah penyediaan rumah burung hantu, mengingat Tyto alba tidak membangun sarangnya sendiri.
"Rumah burung hantu menjadi kunci keberhasilan program konservasi ini sekaligus menjadi fasilitas penting bagi mereka untuk menetap dan berkembang biak," katanya.
Fasilitasi ini juga sudah dilakukan oleh banyak pemerintah daerah dengan pendekatan swadaya maupun bantuan APBD. Di Kabupaten Garut, petani secara mandiri membangun rubuha karena menyadari dampaknya terhadap hasil panen mereka.
Namun demikian, penting pula diingat bahwa burung hantu bukan solusi tunggal. Mereka harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu. Penggunaan metode mekanis seperti grobyokan, pengemposan sarang, dan pemasangan perangkap juga tetap harus dilakukan untuk mencegah wabah atau outbreak.