Prabowo Kirim Burung Hantu, Petani Majalengka Jawa Barat Panen Harapan Baru
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 13 April 2025 14:02 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Tak sedikit orang mengernyitkan dahi kala Presiden RI Prabowo Subianto mengumumkan bantuan 1.000 ekor burung hantu kepada petani di Majalengka, Jawa Barat.
Di tengah kemajuan teknologi pertanian dan gelontoran pupuk maupun pestisida modern, langkah Prabowo tersebut terdengar seperti langkah kuno, bahkan bagi sebagian orang dianggap lucu.
Namun di balik respons skeptis terhadap langkah Prabowo itu, terdapat sebuah fakta ilmiah dan bukti lapangan yang tak terbantahkan, yakni burung hantu adalah salah satu solusi alami paling efektif untuk memberantas hama tikus.
Baca Juga: Pilkada Riau 2024: Abdul Wahid Berkomitmen Bikin Petani Kelapa Indragiri Hilir Sejahtera
Tikus, dalam ekosistem pertanian, bukan hanya menggerogoti batang padi atau merusak benih, tapi juga menjadi simbol keputusasaan petani. Di banyak wilayah, hama ini menyerang secara masif, merusak puluhan hektare sawah hanya dalam hitungan malam.
Dalam satu siklus hidup, seekor tikus betina bisa melahirkan ribuan keturunan dalam satu tahun—sebuah populasi yang berkembang sangat cepat, sulit dihentikan, dan mampu menghancurkan panen dalam sekejap.
Presiden Prabowo melihat celah solusi yang kerap diabaikan, yaitu pendekatan hayati. Dan salah satu predator alami paling efektif untuk tikus adalah burung hantu dari jenis Tyto alba.
Baca Juga: Petani Bambu di Kabupaten Lebak Banten Mampu Tumbuhkan Ekonomi Keluarga
Langkah ini sesungguhnya bukan gagasan instan, melainkan strategi berbasis ekologi yang sudah lama diuji di berbagai daerah dan bahkan telah direkomendasikan para ahli.
Predator alami sahabat petani
Tyto alba bukan hanya menjadi simbol kehadiran keseimbangan ekosistem, tetapi juga bagian dari sistem pengendalian hama terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Di luar Majalengka, inisiatif penggunaan burung hantu sebenarnya sudah diterapkan sejak beberapa tahun terakhir oleh pemerintah daerah, petani, dan kelompok tani.
Pada 2024 lalu di Garut, Jawa Barat, Dinas Pertanian setempat mencatat telah membangun 280 rumah burung hantu atau rubuha yang tersebar di 42 kecamatan hingga Agustus 2024. Meski sebagian besar rumah tersebut belum dihuni, harapannya jelas yakni burung hantu akan datang, menetap, dan menjadi penjaga alami sawah petani. Satu rubuha diklaim bisa mengendalikan hama tikus pada areal 4 sampai 5 hektare sawah.